TANGERANG, KabarKampus – UIN Syarif Hidayatullah atau UIN Jakarta memperbolehkan semua kalangan, termasuk non muslim untuk belajar di kampus UIN Jakarta. Tak hanya yang beragama Nasrani, tapi juga Budha dan Khonghucu.
Hal tersebut disampaikan Dede Rosyada, Rektor UIN Jakarta pada acara Gelar Wicara tentang “Harmoni dalam Kebhinekaan” di Auditorium Harun Nasution, Kamis (26/7/2018). Acara ini digagas atas kerja sama UIN Jakarta dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, Komando Daerah Militer DKI Jakarta (Kodam Jaya/Jayakarta), Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dan Komando Resort Militer 052 Wijayakrama.
“UIN Jakarta adalah kampus inklusif. Siapa pun boleh kuliah dan belajar tentang Islam. Bagi non muslim, silakan belajar tanpa harus mengonversi agamanya,” kata Rektor seperti dilansir di laman UIN Jakarta.
Menurut Rektor, keterbukaan tersebut mencirikan bahwa Islam sangat toleran dan menghargai perbedaan. Hanya saja, yang ingin belajar di UIN Jakarta harus mengikuti semua aturan yang diterapkan di UIN Jakarta.
Saat ini, kata Rektor terdapat sejumlah mahasiswa non mulim yang sedang belajar, baik dari agama Kristen, Budha maupun Khonghucu. Bahkan di antara mereka ada seorang pendeta yang berhasil memperoleh gelar doktor di Sekolah Pascasarjana.
Hanya saja, bagi non muslim yang mau belajar di UIN Jakarta, syaratnya tidak disediakan dosen agama khusus yang dianut mahasiswa tersebut.[]