DEPOK, KabarKampus – Universitas Indonesia (UI) kembali menelurkan inovasi untuk memerangi virus corona (Covid-19). Kali ini mereka mengembangkan dua prototipe alat pembunuh virus dan bakteri dengan sinar ultraviolet (UV).
Dua alat ini memiliki sistem kerja yang sama yakni menggunakan sinar UV. Dalam penggunaanya, alat yang satu dipegang di tangan (hand held) dan satunya ditempel di dinding (room sterilizer) yang khusus dirancang untuk keperluan medis.
Kedua alat ini dirancang oleh tim Peneliti Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UI). Keduanya bakal digunakan untuk membantu Rumah Sakit yang saat ini kewalahan mendapatkan alat bantu disinfektan akibat kelangkaan maupun karena melambungnya harga disinfektan cair di tengah wabah virus COVID-19.
Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia (UI) menuturkan, penanganan wabah COVID-19 adalah tanggung jawab bersama seluruh anak bangsa. Untuk itu UI berupaya mengerahkan tim Ahli dan Peneliti di lingkungan UI untuk bersama-sama mengembangkan instrumen yang bisa membantu tenaga kesehatan kita dalam menjalankan tugasnya di tengah wabah yang melanda berbagai daerah di Indonesia dan sudah menelan korban jiwa yang tidak sedikit.
“Instrumen disinfektan menggunakan sinar UV ini dikembangkan oleh Peneliti FMIPA UI serta menggandeng peneliti lainnya dari Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) di bawah koordinasi Direktorat Inovasi UI dan Science Techno Park UI. Saat ini tengah disiapkan enam unit Prototipe kedua alat tersebut akan diuji coba di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI),” terang Abdul Haris.
Pengembangan prototipe instrumen oleh Tim Peneliti UI ini merujuk kepada hasil penelitian tentang efektivitas gelombang UV C yang mampu membunuh spora, bakteri, beragam tipe jamur, cendawan, protozoa, dan beberapa tipe virus lainnya. Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa sinar ultraviolet C dengan panjang gelombang 254 nm dapat membunuh bacillus anthracis (bakteri anthrax), e-coli (penyebab infeksi saluran pencernaan), dan difteri.
Sinar UV C juga dapat membunuh virus seperti adenovirus (penyebab demam, radang tenggorokan, bronchitis dan pneumonia), virus hepatitis A, dan polio.
Dalam pemakaiannya, kedua alat ini arus bersamaan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan kaca mata pelindung. Karena keduanya dirancang untuk dapat dimanfaatkan secara aman oleh institusi kesehatan dan fasilitas umum lainnya.
Rencananya uji coba prototipe instrumen ini akan digunakan untuk keperluan disinfektan alat-alat medis dan ruangan. Hal tersebut dipergunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan, terutama bagi pasien COVID-19.
Abdul Haris berharap, instrumen yang mereka kembangkan dapat membantu tenaga medis dan petugas kesehatan dalam aktivitas pemberantasan COVID-19. Namun untuk saat ini instrument belum diproduksi massal.
Tim Peneliti UI yang telah mengembangkan alat ini mengajak semua pihak ikut berpartisipasi membantu memproduksi massal instrument ini sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua institusi pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Untuk itu Abdul Haris mengajak partisipasi semua pihak akan sangat membantu pemerintah dalam memerangi epidemi yang mengancam semua eleman bangsa.
“Diharapkan, prototipe yang telah dihasilkan tim peneliti UI ini dapat meningkatkan jumlah produk kesehatan yang dapat diproduksi di dalam negeri.” ujar Haris.[]