YOGYAKARTA, KabarKampus – Kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah setiap harinya. Begitupun dengan gejala yang diakibatkan virus Corona Covid-19 kepada mereka yang positif Covid-19.
Salah satu gejala baru yang muncul adalah Covid Tongue. Gejala ini merupakan gejala perubahan karakteristik pada lidah.
dr. Anton Sony Wibowo, Sp.T.H.T.K.L., M.Sc., FICS., Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, dan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM menjelaskan, perubahan pada karakteristik lidah antara lain perubahan warna, bentuk permukaan lidah, gambaran selaput permukaan lidah, serta perubahan rasa nyeri, dan derajat sensitivitas lidah pada pasien terinfeksi Covid-19.
“Manifestasinya memang beragam bisa seperti pecah-pecah, herpes pada lidah, maupun jamur pada lidah, namun belum bisa disimpulkan secara spesifik ,” urainya seperti yang disiarkan UGm, Jumat, (29/01/2020).
Anton menjelaskan, saat ini belum banyak data terkait Covid Tongue ini. Beberapa penelitian di luar negeri masih terbatas pada laporan kasus dan penelitian retrospektif menunjukkan adanya perubahan pada lidah yg signifikan.
Dari satu laporan penelitian retrospektif di China diketahui munculnya Covid Tongue memiliki karakteristik berbeda pada pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang, dan berat. Pada gejala yang ringan hingga sedang warna lidah cenderung merah dengan permukaan putih.
Sedangkan pada pasien Covid-19 gejala berat warna lidah cenderung pucat dengan permukaan kekuningan. Disamping itu, turut disertai dengan rasa nyeri pada pasien dengan gejala sedang hingga berat.
Selain itu lanjut Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini, Covid Tounge juga mengakibatkan perubahan sensasi perasa lidah/dysgesia. Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan pencecapan pasien dan
rasa nyeri pada lidah yang timbul akibat Covid Tongue ini akan memengaruhi nafsu makan pasien Covid-19.
“Untuk pengobatannya secara umum harus dilakukan pengobatan covid sesuai standar dan menjaga kebersihan rongga mulut,”pungkasnya.
Namun menurutnya, laporan penelitian ini perlu ditambahkan dengan penelitian lain yang lebih kuat evidencenya. Hal tersebut karena penelitian terkait Covid Tongue belum banyak dilakukan.[]
