Oleh: Syaiful Ramadlan (Guru BK)
Pecinta musik rock tanah air tak asing dengan nama yang satu ini, Babone Rudal. Gitaris “shredder” Bandung pelopor speed metal Indonesia pada tahun 80-an. Bangkit bersama Rudal Band, menyabet juara pertama Festival Rock Jawa Barat dan mewakili Kota Bandung menjadi 10 finalis Festival Rock V Log Zhelebour tahun 1989 di Surabaya. Darah Pusaka, lagu yang mengandalkan raung gitar distorsi diantara skill bermusik cepat dan harmoni.
Rudal Band merilis single Fatamorgana, Langkah Terpotong. Membuat album Sliting The World berisikan Darah Pusaka, Ambisi, Kodrati, Zombie, Manusia Gila, Terjang, Sliting The World, dan Sahabat (lagu ciptaan Donny Fattah). Selanjutnya Babone Rudal sebagai gitaris melahirkan karya solo album Renaissance, Soul Of Life, Trauma.
17 Agustus 2023, Babone Rudal dikirim syair. Syair kutulis tentang sekolah di sebuah gang kawasan Leuwipanjang Bandung. Sekolah rintisan awal tahun 2000-an yang dinamakan “Sekolah Miskin Internasional” oleh pendiri sekolah Andri Yana, M.Pd.
Lagu yang dimaksud bukan rock tetapi mars sekolah. Apa jadinya seorang gitaris Babone Rudal membuat musik mars sekolah. Kesulitan apa yang bakal dihadapinya. Ini bukan hanya soal kerumitan selera atau aliran musik. Ini soal membuka pikiran dan rasa. Sanggupkah Babone Rudal mengatasi keruwetan ini?
Satu sisi, Babone Rudal serba spontan dan tak bisa diulang saat membuat lagu. Dokumentasi perlu untuk menghindari lupa. Antisipasi kalau terpakai musiknya. Unik dan lucu, sulit diulang kembali jika Babone Rudal mandi atau tidur. “Kesiram air mandi ingatan musiknya, palid ku cai. Ketiduran apalagi, duka ka mana,” ucapnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>
