More

    Misi Kemanusiaan Greta Thunberg ke Palestina Dianggap Gila oleh Donald Trump

    Greta Thunber, ikon aktivis lingkungan dari Swedia yang kemudian mempertaruhkan nyawanya bersama 479 aktivis dari 44 negara berusaha menembus blokadi Gaza dengan armada Global Sumud Flotilla. Stelah ditangkap Israel dan mengalami perlakuan yang buruk Greta Thunber dan ratusan aktivis lainnya dideportasi ke Yunani. (Foto: REUTERS/Louisa Gouliamaki)

    Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, kembali menjadi sorotan dunia setelah dirinya dideportasi oleh Israel bersama ratusan aktivis pro-Palestina lainnya. Mereka diusir ke Yunani setelah misi kemanusiaan Global Sumud yang bertujuan menembus blokade Israel ke Gaza digagalkan oleh militer Zionis.

    Rombongan Global Sumud berlayar melalui Laut Merah yang merupakan jalur perairan internasional membawa bantuan kemanusiaan seperti susu, pakaian, air bersih, dan kebutuhan pangan bagi warga Gaza yang kini menghadapi krisis kelaparan. 

    Namun, sebelum tiba di tujuan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk mencegat seluruh kapal dan menangkap para aktivis di dalamnya. Melansir Reuters, sebanyak 479 aktivis dari berbagai negara diamankan, termasuk Thunberg. 

    - Advertisement -

    Selama penahanan, mereka dikabarkan mengalami perlakuan tidak manusiawi—tidak diberi makan cukup, kekurangan air, bahkan mengalami kekerasan fisik. Greta sendiri mengaku dipaksa mengenakan bendera Israel dan didorong oleh aparat. 

    Tuduhan ini dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Israel, tetapi kesaksian serupa juga datang dari aktivis asal Spanyol dan Swiss yang mengaku mendapat perlakuan serupa. Setelah dideportasi, Greta bersama 171 aktivis tiba di Athena, Yunani, dan disambut hangat oleh masyarakat setempat. 

    Dalam pidatonya di bandara, Greta menegaskan bahwa apa yang terjadi di Gaza merupakan genosida yang disengaja oleh Israel. “Sistem internasional telah mengkhianati Palestina. Mereka gagal mencegah kejahatan perang terburuk. Tujuan kami dengan armada Global Sumud adalah bertindak ketika pemerintah kami tidak memenuhi kewajiban moral dan hukum mereka,” ujar Thunberg.

    Ia menilai bahwa aksi kekerasan dan blokade yang dilakukan Israel bukan sekadar konflik militer, melainkan upaya sistematis untuk memusnahkan bangsa Palestina. “Mereka berusaha menghapus satu populasi dari muka bumi dengan melanggar hukum internasional dan mencegah masuknya bantuan kemanusiaan,” tegasnya.

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    4 COMMENTS

    1. sebenarnya Trump sendirilah sang pembuat onar sedangkan Greta Thunberg tidak keluar dari isu kepeduliannya terhadap lingkungan, karena sejatinya kemanusiaan itu adalah bagian dari lingkungan itu sendiri, tidak bisa dpisahkan sisi manusia dari lingkungan.. contohnya dengan menjatuhkan ribuan ton bom ke suatu wilayah tidak hanya merusak lingkungan dari wilayah tersebut tetapi juga merusak dan membinasakan seluruh komunitas yang ada di dalamnya termasuk manusianya..

    2. InsyaAllah dengan izin Allah, dunia makin tahu siapa pembuat onar sebenarnya. Panjang umur Palestina. Free Free Palestine!!!

    3. melawan sistem tirani dengan sistem
      Apa yang nyatakan oleh Greta Thunberg memberikan pandangan yang sangat mendasar bahwa genosida yang terjadi di gaza adalah peran dan laku sistem.
      Panggilan pembelaan terhadap kemerdekaan digaza juga seharusnya tersistem.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here