Ahmad Fauzan Sazli
Suasana stasiun Lenteng Agung pasca penggusuran paksa oleh aparat kepolisian dan TNI, Jakarta, Minggu, (30/12/2012). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Upaya dialog yang dilakukan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) untuk menahan keinginan PT. KAI menggusur pedagang kios di Stasiun Kereta Api Lenteng Agung berujung pemukulan. Mahasiswa yang tengah berdialog dengan Kepala Stasiun Lenteng Agung tiba-tiba dikagetan dengan penghancuran kios-kios pedagang dan penangkapan mahasiswa yang dianggap melakukan keonaran.
Sejumlah mahasiswa yang tengah berdialog kemudian berlarian untuk menghentikan penggusuran. Namun, justru upaya pencegahan itu diganjar pukulan, injakan, seretan dan dorongan paksa oleh aparat yang tergabung dalam Brimob dan TNI.
“Kami tidak melakukan perlawanan dan hanya bertahan selama hampir satu jam,” kata Faldo Maldini Kepada KabarKampus.
Menurut Faldo, dengan jumlah yang tidak seimbang, kemudian mereka memutuskan untuk aksi di luar Peron stasiun. Dalam aksi itu mereka menyaksikan penggusuran yang membabi buta oleh aparat keamanan, disertai tangisan para pedagang, dan tangisan para penumpang yang lewat.
Faldo mengungkapkan, pedagang yang masih mempertahankan kiosnya adalah pedagang yang masih memiliki hak untuk berdagang di stasiun Lenteng Agung. Hak itu berupa kontrak dan juga kepemilikan kios dan jumlahnya cukup banyak. Para pedagang itu mengeluarkan uang hinggga 30 juta yang dibayarkan kepada PT. KAI.
Tidak ada yang terluka dalam bentrok tersebut.[]