Ahmad Fauzan Sazli
Mahasiswa dan pedagang mendengarkan orasi dari mahasiswa dalam aksi menolak penggusuran kios pedagang di stasiun Pondok Cina, Depok, Jumat, (04/01/2012). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
DEPOK, KabarKampus – PT.KAI menunda rencana penggusuran pedagang kios di Pondok Cina (Pocin), Depok, Jumat, (04/01/2013). Rencana penggusuran itu mendapat perlawanan dari ratusan mahasiswa dan pedagang dari sejumlah stasiun di Jakarta dan Depok.
Sejak pagi, mahasiswa dan pedagang telah berjaga menunggu puluhan petugas penggusuran. Mereka membentuk barisan melindungi bangunan yang akan digusur. Sementara puluhan petugas yang terdiri dari pihak keamanan PT. KAI, Brimob, dan aparat lainnya juga telah bersiap menghancurkan kios-kios di stasiun tersebut.
“Kami telah siap dengan segala konsekuensi. Bila harus bentrok dengan petugas,” kata Ali Abdillah kepada KabarKampus.
Menurut Ali, bukan bentrok yang mereka cari, namun dialog. Sementara upaya dialog yang mereka upayakan, kerap tak digubris oleh PT. KAI.
Ali menjelaskan, bahwa penggusuran ini tidak manusiawi, tanpa dialog. Padahal para pedagang itu masih mempunyai hak sewa di sana. “Kami tidak akan membiarkan kios para pedagang ini digusur,” jelas Ali.
Sementara itu, Acong salah satu pedagang di stasiun UI mengaku siap mempertahankan kios pedagang di stasiun Pocin. Meski resikonya harus berhadapan dengan Brimob.
Bagi Acong, mempertahankan kios berarti memperjuangkan hak untuk hidup.“Bila tak bisa berdagang, maka tidak bisa makan,” jelas Acong.
Dalam aksi itu mahasiswa telah mempersiapkan diri bila terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Mulai dari memoles odol pada wajah, serta menyiapkan pos kesehatan untuk mahasiwa yang sakit maupun terluka. Namun menjelang sore, puluhan petugas PT.KAI, Brimob, dan aparat lainnya membubarkan diri.
Meski penggusuran ditunda, nasib pedagang kios di stasiun Pocin masih tidak jelas. Sewaktu-waktu kios mereka dapat dihancurkan petugas.[]