Ahmad Fauzan Sazli
YOGYAKARTA, KabarKampus – Andy Aulia Prahardika, Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik UGM meraih penghargaan dalam ajang World Inventor Award Festival di Korea Selatan. Karya Andy yang mendapatkan menghargaan adalah alat sensor banjir atau genangan air pada landasan pacu bandara dalam mendukung sistem keselamatan penerbagangan.
Andy menuturkan, penelitian terhadap alat sensor deteksi banjir di landasan pacu pesawat terbang dilakukan selama tiga tahun. Ia melakukannya di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang.
Dalam penelitiannya, ia menghasilkan beberapa rekomendasi sistem early warning tentang keadaan landasan pacu bandara secara real time dan otomatis. Rekomendasi ini digunakan untuk mendukung sistem keselamatan penerbangan maupun keselamatan otoritas bandara.
“Sensor banjir ini akan bekerja ketika ada genangan air pada permukaan landasan pacu, bahkan sensor ini akan secara otomatis mengirimkan early warning bahwa permukaan landasan pacu telah tergenang oleh air pada ketinggian tertentu,” kata mahasiswa berumur 18 tahun lalu ini, Senin (3/03/2014).
Ia menjelaskan, sensor buatannya akan mengirim sinyal kepada petugas Air Traffic Control (ATC), apabila ada yang dapat membahayakan pesawat saat akan mendarat. Kemudian pihak ATC dapat secara langsung memberikan arahan kepada pihak pilot melalui media komunikasi mengenai keadaan landasan pacu.
“Dengan begitu, peringatan tersebut dapat mengurangi resiko kecelakaan pesawat yang diakibatkan adanya genangan air di permukaan landasan pacu,” katanya.
Namun tak hanya itu, menurutnya, early warning tidak dapat memecahkan masalah genangan air. Oleh karena itu, pada saat yang sama, sinyal dari sensor juga akan secara otomatis menyalakan water pump untuk mensterilkan permukaan landasan pacu dari genangan air.
Andy mengungkapkan, bahwa sistem sensor yang dibuatnya fokus pada bagian landasan pacu tertentu, yaitu pada bagian touchdown zone. Hal itu karena pada bagian ini pesawat akan menyentuh landasan pacu pertama kali.
Sebenarnya peneltian Andy sudah dilakukan sejak duduk di bangku siswa SMA. Kemudian setelah duduk di bangku kuliah ia kembali melanjutkan penelitian tersebut.
Adapun ketertarikannya dalam membuat sensor alat deteksi banjir di landasan pacu bancara di sebabkan karena dia menemukan berbagai permasalahan yang ditemukan di bandara saat tiba musim hujan.
“Air di landasan pacu bisa menjadi hal yang berbahaya bagi lalu lintas pesawat di bandara terutama pada proses pendaratan,” katanya.
Menurutnya, pesawat yang mendarat pada landasan pacu yang terdapat genagan air bisa menyebabkan ban pesawat tergelincir. Sehingga bisa menyebabkan kecelakaan.
Korea Invention News (KINEWS) di Seoul, Korea Selatan sendiri diikuti lebih dari 350 kalangan akademisi dan industri dari 30 negara. Dalam ajang ini para peserta memamerkan berbagai penemuan serta hasil riset. Kemudian para peserta diuji dan dinilai dengan mengacu pada beberapa hal terkait inovasi, kreatifitas, teknologi, daya saing, serta kontribusi riset terkait pada masyarakat.[]