More

    Ketua BEM Unila : Jamuan Makan Malam Identik Dengan Lobi-lobi

    BEM SI gelar aksi teatrikal di depan Istanan Negara, Kamis, (20/11/2014). Foto : BEM UI
    BEM SI gelar aksi teatrikal di depan Istanan Negara, Kamis, (20/11/2014). Foto : BEM UI

    JAKARTA, KabarKampus – Tak semua aktivis BEM dari sekitar 20 kampus yang diundang dalam jamuan makan malam bersama Jokowi di Istana Negara Jakarta memenuhi undangan. Salah satunya adalah Akhmad Khairudin Syam, Ketua BEM U KBM Universitas Lampung. Akhmad sebagai Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia menolak undangan tersebut.

    “Beberapa waktu lalu, kami menolak undangan Watimpres. Kemarin kami juga menolak makan malam dengan presiden,” kata Akhmad.

    Akhmad berlasan, mereka menolak karena ingin berdialoq secara terbuka dengan Presiden Jokowi. Selain itu, BEM yang diundang tidak hanya 20 undangan.

    - Advertisement -

    “Jadi kami mau bedialog, bukan makan malam. Karena kalau makan malem itu identik dengan lobi-lobi,” ungkap Akhmad.

    (Baca Juga: Usai Makan Bareng, BEM UI Nilai Jokowi Bermasalah Dengan Kepemimpinan)

    Saat ditanya soal jamuan makan malam antara sejumlah BEM dan Presiden Jokowi, Akhmad menuturkan, itu adalah sikap masing masing kampus. Tapi yang jelas, mereka menolak undangan dengan embel-embel jamuan makan malam.

    “Memang tidak ada momentum yang lain selain makan malam?” tanya Akhmad.

    Menurut Akhmad, banyak ruang lain yang bisa dilakukan mahasiswa untuk bisa menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Jokowi. Diantaranya melalui audiensi terbuka dan aksi turun ke jalan. Apalagi dalam pertemuan kemarin terlalu singkat.  “Hanya satu jam, sangat singkat dan tidak  menyelesaikan seluruh permasalahan.”

    “Terserah mau makan malam bentuknya bagaiman, mau ada diskusi, dialog, dan sesi menyampaikan  sikap. Kami tidak mau publik menilai BEM sudah disuap dengan makan malam,” ungkap Akhmad.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here