More

    Gara-bara Basah Tak Boleh Ikut Ujian

    Rizki Aulia Rachman – Suara Mahasiswa Unisba

    ILUSTRASI

    BANDUNG,KabarKampus—Nasib malang menimpa Ari Nugraha, mahasiswa Fikom Jurnalistik 2008 Unisba Rabu (23/11) kemarin ia tak bisa ikut ujian lantaran dianggap melanggar peraturan.

    Saat itu Ari yang tergopoh-gopoh dan basah kuyup berlari menaiki tangga menuju lantai empat. Ujian baru berlangsung 10 menit. Ia pun langsung masuk Ruangan 410. Tak banyak basa-basi Ari yang akrab disapa “Ayam” ini meminta izin kepada pengawas untuk mengikuti ujian. Pengawas ujian mengijinkan.

    - Advertisement -

    Namun, karena keadaan basah kuyup Ari meminta izin agar melepas sepatu saat mengikuti ujian. Dadi Ahmadi yang kebetulan itu sedang mengawas pun kembali mengiyakan sembari meyuruh Ari mengerjakan soal. Tak hanya sepatu, kemeja yang dikenakan Ari yang karena basah kuyup minta dilepas, dengan alasan ketika mengerjakan soal jawaban juga ikut basah dan khawatir rusak.

    “Pak, saya boleh lepas kemejanya? Jadi saya pake kaos aja. Soalnya ini basah, takut kena lembar jawaban..” tutur Ari kepada pengawas. “Iya boleh, pake kaos aja,” balas pengawas Dadi Ahmadi ketika itu, yang ditemani  juga pengawas Askur Rifai dan Adit.

    Ketika sedang mengerjakan soal, Nur’Rahmawati Dosen Public Relations selaku Tatib Ujian, masuk ruangan untuk memeriksa ketertiban saat ujian berlangsung. Melihat Ari yang duduk di pojok kanan hanya menggunakan kaos, dan tidak bersepatu, langsung menegurnya.

    Bagaikan petir di kala hujan dosen itu pun menegur,“Kemana kemejanya? Kenapa cuma pake kaos aja, sepatu juga gak dipake?” Tanya Nur’Rahmawati kepada Ari,

    “Ini bu, tadi kan hujan besar, pakaian dan sepatu semua basah. Jadi kemeja dilepas, takutnya lembar jawaban ikut basah,” kata Ari coba meyakinkan. Namun, bukan pemakluman dan pengertian yang didapat Ari. Dosen Tatib Ujian itu tidak mau perduli.

    “Ya itu kan resiko kamu, disini kamu harus ikut aturan yang sudah ada, mau soal dan jawaban kamu rusak juga bukan urusan saya,” jawab Nur’Rahmawati yang sedikit membuat gaduh suasana di ruangan itu. Mahasiswa peserta ujian mulai terganggu konsentrasi.

    Mendengar jawaban seperti itu, Ari tetap bersabar. Ia mencoba meyakinkan bahwa tidak mungkin ia mengerjakan ujian dalam keadaan basah kuyup. Dosen tetap tak peduli. Keduanya bersikeras pada pendiriannya. Ruangan menjadi gaduh. “Kamu sekarang maunya gimana kalo gak nurut?” tutur Nur’Rahmawati sembari menyodorkan buku sangsi kepada Ari. Merasa tidak terima Ari lebih memilih meninggalkan ruangan itu sebagai bentuk protesnya.

    Setelah itu suasana di ruangan itu semakin gaduh, ada juga beberapa mahasiswa yang ikut memprotes dengan keputusan Tatib Ujian yang tidak mau memberikan toleransi kepada Ari.

    Setelah ujian selesai, Ari coba mengkonfirmasi alasan dia meninggakan ruangan.

    “Saya kesal, sudah jelas kemeja saya basah kuyup, tapi Ibu Nur, tidak mau mengerti. Memang saya salah, tapi saya sudah meminta izin ke Pak Dadi (pengawas ujian-red) dan membolehkan saya nggak pakai kemeja,” ujarnya ketika diwawancarai.

    Begitupun halnya Askur Rifai selaku pengawas pada kejadian itu ikut angkat bicara. “Memang benar Ari datang dengan keadaab basah kuyup, kebetulan disaat itu yang memberi izin itu pak Dadi, nah disaat Ibu Nur datang dan menegur Ari, Pak Dadi sedang sholat. Tapi, Bu Nur tidak bilang juga kepada pengawas,” tuturnya pada saat diwawancarai.

    “Seharusnya Ibu Nur bilang dulu pada kami sebagai pengawas, supaya kejadian itu gak terjadi. intinya ini cuma salah komunikasi aja antara pengawas dan pihak Tatib ujian,” tambahnya.

    Kejadian itupun diamini oleh E. Fuady selaku ketua pelaksana Ujian.”Ya seharusnya itu tidak terjadi, memang benar aturan harus dijalani, tapi kalo melihat kondisinya seperti itu harusnya dari pihak Tatib Ujian ada empati  agar bisa memberikan toleransi kepada Ari,” kata pria berkaca mata ini.

    Fuad juga mengatakan persoalan ini bakal disinggung ketika rapat dosen, dan bisa sebagai evaluasi buat semuanya agar hal ini tidak terjadi lagi.

    Sementara Nur’Rahmawati  tidak bersedia diwawancari dengan alasan sudah ada janji dengan rekannya sesama dosen. Sampai hari ini, Ari bagaikan ayam yang kehujanan. Menggigil tak bisa apa-apa.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here