More

    Keripik Tulang Ikan Keripik Pilihan

    Frino Bariarcianur

    Suka ngemil keripik? Coba yang satu ini, keripik tulang ikan hasil inovasi mahasiswi Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM. Keripik buatan mereka mampu menyuplai asupan kalsium bagi tubuh manusia. Bikin sehat.

    Sari Asrini dan Dwi Retno Wulandari, mahasiswi Jurusan Perikanan UGM. FOTO : Humas UGM

    Inovasi yang dilakukan oleh Sari Asrini dan Dwi Retno Wulandari, mahasiswi Jurusan Perikanan UGM memfokuskan pada kebutuhan asupan kalsium masyarakat. Dalam keterangan tertulis yang dilansir HUMAS UGM, saat ini asupan kalsium masyarakat Indonesia masih cukup rendah, berkisar antara 270-300 mg per hari. Padahal asupan kalsium yang dianjurkan berdasarkan standar internasional adalah sebesar 1.000-1.200 mg per hari.

    - Advertisement -

    Rendahnya asupan kalsium menjadikan masyarakat rawan terhadap penyakit defisiensi kalsium yang dapat menyebabkan gangguan pada tulang. Penyakit ini termasuk kategori berbahaya.

    Dari kenyataan inilah Sari dan Dwi mengolah limbah tulang ikan tuna menjadi produk makanan yang bernilai gizi tinggi. Mereka pun menciptakan makanan ringan berbentuk keripik (chips) yang diberi label Fish Bone Calcium Chips atau sering disebut FB Calchips.

    Menurut Sari dalam satu gram keripik atau setara dengan satu keping keripik mengandung 16,8 mg kalsium. “Jadi, hanya dengan menyantap 60-70 keping Calchips per harinya dapat memenuhi asupan konsumsi kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh.”

    Dalam pembuatan FB Calchips, Sari dan Dwi menggunakan tulang ikan tuna. Mereka memilih ikan ini karena memiliki kandungan kalsium tertinggi dibanding ikan lainnya yaitu berkisar antara 12,9%-39,24%. Tulang ikan diperoleh dari sentra produksi steak yang berlokasi di Sonosewu, Bantul.

    Tulang ikan tuna yang didapat kemudian dibuat menjadi tepung. Tepung tersebut diperoleh dengan mempresto terlebih dahulu dan selanjutnya ditumbuk dan dikeringkan. “Dari 1 kg tulang ikan tuna biasanya mampu dihasilkan sebanyak 400 gram tepung tulang ikan,” kata Sari.

    Untuk menghasilkan keripik ini selain dengan menambahkan tepung tulang ikan, juga menggunakan tepung kentang dan tepung sagu. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan margarin, bumbu penyedap rasa dari bawang putih dan bawang merah, garam dan air.

    “Camilan ini selain memiliki kandungan kalsium tinggi, juga menyehatkan karena tidak mengandung MSG. Kami memang tidak menambahkan penyedap rasa buatan dalam pembuatan keripik ini,” kata Sari.

    “FB Calchips memiliki rasa yang gurih dan memiliki tekstur yang renyah,” timpal Dwi Retno.

    Saat ini mereka menawarkan rasa original dan barbeque pada keripik tulang ikan tuna. Harganya tidak mahal. Per kilogramnya hanya dibanderol dengan kisaran Rp19.000,00-Rp28.000,00. Sementara untuk kemasan kecil 35 gram dijual dengan harga Rp2.000,00 dan kemasan 15 gram Rp1.200,00.

    Meskipun berpotensi secara industri, untuk sementara belum ada rencana untuk memproduksi FB Calchips dalam skala massal atau melemparkannya ke pasaran. Saat ini mereka tengah fokus untuk melakukan penyempurnaan dan modifikasi produk.

    “Kami baru berkonsentrasi untuk melakukan penyempurnaan dan modifikasi seperti untuk menambah variasi rasa dan yang lainnya,” kata Dwi Retno.

    Inovasi Sari dan Retno mengantarkan mereka meraih juara II dalam lomba Inovasi Pengembangan Produk Perikanan yang digelar Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, 24 Oktober lalu. Lomba diikuti 50 tim dari sejumlah perguruan tinggi dan instansi se-Indonesia. Mau dong tulang ikan, eh keripik.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here