More

    Orangutan Dibantai Presiden Diam Saja

    Ahmad Fauzan

    ILUSTRASI Getty Images

    Hanoman dan orangutan  menggugat Presiden Susilo Bambang Yudoyono di  depan Istana Negara, Jakarta, Senin (15/11). Aksi yang digelar Centre for Orangutan Protection (COP)  meminta presiden Susilo Bambang Yudoyono memberi dukungan penuh kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk menegakkan hukum perlindungan orangutan di Kalimantan Timur.

    Daniek Hendarto, orangutan Campaigner, mengatakan, mereka mensinyalir ada hal besar yang sulit ditembus saat ini. Kasus demi kasus masih buntu, padahal saksi dan bukti sudah diberikan.

    - Advertisement -

    “Ini membuktikan bahwa ada sebuah kekuatan besar yang sulit ditembus oleh BKSDA. Kami meminta bapak presiden memberikan kewenangan penuh kepada BKSDA untuk melanjutkan kasus ini, untuk menindak pelaku pembantaian orangutan di Kalimantan Timur secara tuntas,” tutur Daniek.

    Pada 3 November 2011, COP menemukan satu orangutan jantan dewasa  babak belur di dalam kawasan perkebunan milik perusahaan Malaysia. Mereka menduga orang utan tersebut disiksa dan mengalami patah tulang sehingga tidak mampu bergerak lebih jauh.

    Daniek mengungkapkan, hampir 70 persen lahan kelapa sawit di Kalimantan dikuasai  Malaysia, jadi ketika pengusaha Malaysia datang untuk membuka hutan di Kalimantan  mereka akan membunuh orangutan. Dan presiden hanya diam saja.

    “Kami tidak mau perusahaan Malaysia di Kalimantan mengangkangi hukum di Indonesia, kami berharap ada instruksi dari presiden untuk menindak tegas pembataian orang hutan di Kalimantan,” ujar Daniek.

    Hardi Baktiantoro orangutan campaigner menambahkan, mereka sudah melakukan presentasi ke kementerian kehutanan, namun mereka menganggap bukti dan faktanya belum cukup, padahal  COP sudah mengumpulkan bukti dan fakta yang  berlimpah.

    “Kami menduga dibalik ini semua ada jendral jendral berbintang yang membekingi perusahaan itu, jadi pihak kementerian gak berani untuk bertindak. Kalo begini gak akan ada penegakan hukum. Harus presiden yang melawan mafia seperti ini, kalo nggak orang hutan dibantai terus sama perusahaan Malaysia itu,” kata Hardi

    Pembantaian hutan untuk membuka perkebunan kelapa Sawit merupakan ancaman utama bagi kelangsungan hidup orang utan di kalimantan. COP memperkirakan, 2400 sampai 12000 orang hutan sudah terbunuh. Setelah satu jam menggelar aksi Hanoman dan orangutan, serta 10 aktivis dari COP meninggalkan depan istana.

    Bagaimana Presiden? Kok diam aja? []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here