Ahmad Fauzan
JAKARTA, KabarKampus– Mencari sosok pememimpin Indonesia seperti Bung Karno dan Hatta saat ini bukanlah hal yang mudah, dalam rangka milad ke 14, Universitas Paramadina menggelar seminar bertajuk “Mencari Negarawan” di Aula Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa, (24/01). Sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah rektor UIN Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat dan dosen Falsafah Agama Universitas Paramadina, Luthfi Assyaukani.
“Kita lebih banyak politisi tapi miskin negarawan, yang lebih menonjol saat ini adalah politisi yang lebih memihak kepada kelompok komunalisme dari pada memihak semua kelompok,” kata Komaruddin.
Menurutnya, untuk mengukur seseorang pemimpin salah satunya adalah melihat seberapa besar lingkungannya berubah. Dahulu Soekarno adalah inspirator, getarnya hingga Asia-Afrika. Ia menginspirasi lahirnya Konferensi Asia Afrika.
Sedangkan Luthfi Assuakani menyatakan, negarawan tak selalu orang yang dianggap baik, namun berkaca pada Amerika, para negarawan dan politisi disana adalah tokoh tokoh yang pernah memimpin pemerintahan yang lebih kecil, seperti Obama yang pernah menjadi senat di ILLinois, atau ronald Reagan yang sebelumnya menjadi gubernur California.
Luthfi mendefinisikan negarawan adalah pemimpin politik atau tokoh politik yang sudah bekerja di pemerintahan, memiliki posisi lain yang terkait dengan politik atau lembaga yang terkait dengan pemerintah.
“Idealnya negarawan adalah sosok pemimpin yang sudah berpengalaman memimpin wilayah yang lebih kecil,” ungkap Luthfi.
Menurut Luthfi, bila ingin mencari pemimpin nasional, harus ada karakter pemimpin yang jujur, berani, dan berpengaruh kepada masyarakat secara luas.[]