Frino Bariarcianur
MAMUJU, KabarKampus—Universitas Hasanuddin (Unhas) berjanji akan mengkaji rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karama untuk kepentingan warga setempat.
Hal ini disampaikan oleh Rektor Unhas Prof.Dr.dr.Idrus A Paturusi ketika berhadapan dengan puluhan warga yang menentang proyek pembangunan PLTA Karama, Jumat (03/02) dalam keterangan tertulisnya melalui HUMAS Unhas.
“Untuk apa Unhas jauh-jauh datang ke Mamuju, Sulbar, jika tidak melaksanakan tugas yang dipercayakan dengan mendengar aspirasi masyarakat,” kata Rektor Unhas.
“Dalam melakukan pengkajian, Unhas akan adil dan independen,” kata Rektor Unhas tegas.
Ia pun mengajak warga membantu Unhas agar rencana pembangunan PLTA tidak merugikan warga setempat.
Pembangunan PLTA Karama adalah proyek investasi yang kerja sama Pemerintah Provinsi Sulbar dan investor China. Pemprov Sulbar terinspirasi dari pemerintah Cina yang berhasi membangun PLTA dengan kapasitas 32.000 Megawatt. PLTA Karama bertujuan mengatasi masalah listrik di Sulawesi, dan khususnya di Provinsi Sulbar, sehingga tidak menghambat perkembangan industri dan pembangunan ekonomi.
Berdasarkan data Propinsi Sulawesi Barat, pembangunan PLTA Karama akan meliputi sembilan desa dengan 8.000 jiwa penduduk yang menduduki kecamatan Kalumpang dan Kecamatan Boneharu, Kabupaten Mamuju. Artinya desa itu akan ditenggelamkan.
Proyek ini bermula tahun ini, 2012.
‘’Kami sebagai pemilik tanah tidak pernah dilibatkan dalam rencana pembangunan PLTA ini,’’ kata Calvin Kalambo, salah satu warga yang menentang pembangunan PLTA.
Kekhawatiran Calvin juga warga Kecamatan Kalumpang dan Kecamatan Boneharu Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat atas proyek ini beralasan. Mereka tak ingin terusir dari tanah tempat mereka tinggal sekarang.
Itulah kenapa saat nota kesepahaman perihal pelaksanaan pengkajian PLTA antara Propinsi Sulawesi Barat yang diwakili oleh Gubernur Andan Anwae Saleh dan Unhas diwakili Rektor Idrus A Paturusi didemo.
Mereka berharap hasil pengkajian lembaga pendidikan itu tak melukai rakyat. []