Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Ribuan calon wirausaha muda berburu modal usaha dari Kementerian Koperasi dan UKM lewat perhelatan Spirit Wirausaha Nasional. Dalam ajang tersebut Kementerian Koperasi dan UKM memberikan modal usaha kepada para enterpreneur kreatif dan inovatif di Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 1000 orang pengirim gagasan terbaik akan mendapatkan modal maksimal 25 juta rupiah. Tawaran yang menggiurkan membuat banyak orang berbondong-bondong mengirimkan gagasan mereka.
Ribuan anak muda pun mengirimkan gagasan usaha mereka. Salah satunya adalah Agung Sodikin. Agung merupakan lulusan jurusan Managemen Informatika di Bina Sarana Informatika (BSI) Jakarta.
Konsep bisnis yang Agung kirimkan adalah donat dengan bahan dasar bayam dan wortel. Agung menamai bisnisnya dengan nama “Mama Donat”.
“Banyak anak-anak yang tidak suka bayam atau wortel. Saya menjadikannya donat agar disukai anak-anak,” kata Agung ditemui usai perhelatan acara “Spirit Kewirausahaan Nasional” di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Agung menjelaskan, saat ini telah dijual ke sekolah-sekolah. “Saya butuh modal untuk usaha donat saya, karenanya saya ikutan ajang ini,” jelas Agung.
Agung mengungkapkan bahwa, selain jualan donat Agung juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mempelajari donat miliknya. Ia juga memberikan resep agar semua orang dapat membuat donat seperti donat buatanna.
Lain lagi dengan Dwi Nisya Afrianti, lulusan Akutansi STIE Jayakarta. Dwi mengusulkan jasa Palugada di Internet. Dia menawarkan usaha menyiapkan apa saja untuk orang yang sedang membutuhkan barang atau jasa. Barang itu dapat berupa makanan, sandang, dan sebagainya.
Sementara Siti Muthol’ah lulusan BSI Jakarta mengusulkan bisnis aplikasi pemrograman keuangan. Siti dan beberapa orang temannya mengembangkan aplikasi program keuangan dan menjualnya. “Aplikasi ini lebih praktis dan mudah digunakan daripada aplikasi lainnya,” kata Siti.
Menurut Siti, bisnis yang ia usulkan tersebut saat ini sedang berjalan. Mereka menamai bisnis tersebut dengan nama “Rumah Error.
Tak hanya jualan aplikasi, Siti dan timnya juga memberikan bimbingan pemrograman kepada mahasiswa-mahasiswa yang ingin belajar pemrograman.
Mereka bertiga memiliki alasan yang sama mengikuti ajang tersebut, yakni mendapatkan modal.[]