More

    Bemo Bio, Kendaraan Bebas Polusi Buatan Indonesia

    Endah Kemala
    15042013 ilustrasi bio-bemo
    Pernah tau Bemo kan? Kendaraan umum beroda tiga yang suaranya sangat khas banget di telinga ini sekarang sudah tidak tampak lagi. Selain memang mendapat larangan beroperasi dari pemerintah, kendaraan angkutan umum ini seolah dibiarkan mati secara perlahan dan tidak bisa eksis lagi.
    Sedikit melihat sejarahnya, Bemo yang awalnya diimpor dari Jepang oleh Presiden Sukarno sebagai transportasi bagi atlet ini, seiring dengan waktu bertransformasi secara fungsi. Mulai dari berubah menjadi angkutan barang, hingga menjadi angkutan umum. Dan ternyata, seiring perkembangan waktu, perusahaan yang membuatnya berhenti memproduksi Bemo. Begitupula dengan suku cadangnya. Kelangkaan suku cadang ini akhirnya membuat pemerintah provinsi DKI Jakarta memberlakukan pelarangan pengoperasian Bemo sebagai angkutan transportasi. Selain itu, bemo dinilai tidak aman, berpolusi, berisik dan tidak lincah sehingga memicu kemacetan.
    Tapi kini mulai muncul para pecinta bemo yang bekerja sama dengan paguyuban Bemo Jakarta untuk menciptakan bemo bertenaga listrik. Selain menjadi kendaraan yang bebas polusi, jika disetujui pemerintah DKI, bemo ini bisa kembali menjadi salah satu mata pencaharian para supir angkutan umum.
    Bio Bemo yang diciptakan oleh Hendrico Halim bersama tim creatornya ini tidak membutuhkan bahan bakar, karena bergantung dengan empat baterai yang tersembunyi di bawah badan Bemo. Bio bemo tersebut digerakkan oleh energi yang tersimpan di dalam empat baterai 12 Volt. Akan tetapi, dengan total tegangan sistem 48 Volt, kendaraan ini hanya mampu memutar motor listrik sejauh 50 kilometer. Itupun apabila habis proses pengisian ulang seluruh baterai membutuhkan waktu 8 jam. Nantinya, ketika kehabisan energi, supir bemo tingga mencari outlet listrik PLN dengan daya  1.300 Watt dan bertegangan 220 Volt.

    Kendaraan ini sudah diujicoba dari Stasiun Beos ke kediaman Hendrico yang berada di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Seperti yang dilansir oleh kompas.com, Hendrico berharap bisa segera membicarakan kembalinya penggunaan kendaraan ini di DKI dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

    Bagaimana dengan kendaraan yang lain? []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here