More

    Mengubah 1 Kg Sampah Menjadi 0.7 Solar

    Ahmad Fauzan Sazli

    TungkuJAKARTA, KabarKampus – Untuk mengatasi Kelangkaan Sumber Energi Minyak, berbagai cara dilakukan. Diantaranya adalah mengubah sampah menjadi bahan bakar solar. Seperti yang dilakukan Firdaus Noer ST dari Lembaga Riset Muda Indonesia dan M Munzaini SAg MPdI, pimpinan Ponpes Modern Bina Insani di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

    Keduanya membuat sebuah teknologi yang dinamakan Clean, Green, dan Created (CGC). Alat tersebut adalah sebuah tungku api raksasa pembakar sampah, termasuk sampah plastik. Tungku tidak hanya berfungsi sebagai oven pemasak, tetapi juga mengeluarkan tetesan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, minyak tanah, gas etanol, pestisida, dan abu sebagai pupuk.

    - Advertisement -

    Tungku tersebut berukuran 2×2 dan tinggi 4 meter.  Di dalamnya terpasang  beberapa rangkaian pipa yang berfungsi sebagai penyuling. Rangkaiannya dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menangkap zat-zat yang dibutuhkan, seperti tetesan solar, pestisida, gas (asap etanol), dan abu sebagai pupuk.

    ’’Secara fisika dan ilmu pengetahuan alam, kami bisa memanfaatkan beberapa bahan metal untuk menyerap bahan-bahan tersebut. Lalu kami alirkan keluar menggunakan pipa,’’ kata Firdaus Noer yang  juga alumnus Teknik Elektro Undip 2001.

    Selanjutnya, menurut Firdaus, uap dan asap etanol yang keluar dari pipa itu dihubungkan ke generator (genset) sebagai penghasil listrik. Uap atau asap etanol itu pun bisa dialirkan ke rumah penduduk (kompor gas) sebagai bahan bakar pengganti gas atau minyak tanah.

    Untuk penggunaan bahan bakar solar atau minyak tanah bisa langsung digunakan. Namun, untuk menjadi bensin, masih perlu diolah. Sementara tetesan air sulingan dari pipa lainnya bisa dimanfaatkan sebagai pestisida untuk membunuh hama serangga yang menyerang lahan pertanian.

    Secara umum tungku tidak berbeda dengan gunung berapi sebagai lubang magma. Proses terjadinya sumber alam minyak pun berlangsung di dalam bumi berhubungan dengan magma.

    ’’Kami beranggapan telah mempercepat proses pembuatan BBM dalam kurun waktu ratusan dan ribuan tahun, hanya menjadi beberapa hari saja,’’ tambahnya.

    Firdaus mengungkapkan, CGC merupakan teknologi penangan sampah secara cepat dan ramah lingkungan, serta tanpa biaya. Berbeda dengan incinerator sebagai pembakar sampah yang membutuhkan biaya tinggi dan justru memakai BBM untuk pembakaran.

    Sampah yang dibakar dalam tungku harus memiliki kadar air maksimal 20%, termasuk sampah plastik. CGC bisa menghasilkan 20 jenis produk yang dimanfaatkan untuk apa saja, termasuk sumber energi.

    Khusus untuk solar, berdasarkan riset akan dihasilkan 0,7 liter setiap 1 kilogram sampah. Sementara tungku pembakar sampah itu mampu menampung 10 ton sampah sehari.[]

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here