More

    RUU Keinsinyuran, Kabar Baik Buat Calon Insinyur

    Ahmad Fauzan Sazli

    InsinyurSURABAYA, KabarKampus –  Jumlah Insinyur di Indonesia sangat banyak. Namun menjelang AFTA 2015 membuat kekhawatiran sendiri. Pasalnya, insinyur Indonesia saat ini belum bersertifikasi.

    Sementara para pekerja asing yang ingin bekerja di Indonesia tidak akan sulit asal memiliki sertifikasi dari negaranya. Sementara insinyur Indonesia tidak bisa dterima asing tanpa sertifikasi.

    - Advertisement -

    ”Jangankan di luar negeri, di negeri sendiri saja posisinya bisa di bawah para insinyur asing,” lanjutnya,” Kata Ir Rully Choirul Azwar Panitia Khusus (Pansus),  Rancangan Undang-undang (RUU) Keinsiyuran saat menjaring aspirasi untuk RUU tersebut di kampus Institut Teknologi Sebelas November (ITS), Surabaya, Rabu, (11/09/2013).

    Rully menerangkan, ada perbedaan mendasar antara insinyur dengan sarjana teknik. ”Sarjana teknik merupakan lulusan perguruan tinggi dari jurusan teknik, sedangkan insinyur merupakan sarjana teknik yang sudah berpengalaman,” jelasnya.

    Sehingga menurutnya, perlu diadakan program sertifikasi di mana sarjana teknik diakui sebagai insinyur profesional. Tentu saja, berpengalaman menjadi kunci menuju ke arah sana. Untuk itu, RUU Keinsinyuran yang digodok dengan berbagai aspirasi ini bisa menjembatani langkah-langkah konkrit yang akan diambil.

    ”Sebagai contoh adanya pendidikan profesi, seperti Koass pada pendidikan dokter,” ujar Rully.

    Selain itu menurut Rully, penjaringan aspirasi ini juga yang akan menentukan siapa yang berhak mengeluarkan sertifikat bagi para insinyur nantinya. Namun hal tersebut masih dalam pertimbangan, bisa Perguruan Tinggi, lembaga sertifikasi, ataupun kerja sama antar keduanya.

    Dalam kesempatan itu, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA, Rektor ITS menyambut baik RUU Keinsiyuran ini.  ”Tentu saja kami sangat mendukung RUU Keinsinyuran ini, tujuannya sangat bagus, agar insinyur-insinyur kita lebih diakui dalam dunia internasional,” terang Prof Tri Yogi.

    Rektor pun berencana membuat program-program ITS yang sejalan dengan RUU tersebut. ”Jika saat ini hanya Jurusan Arsitektur yang terdapat pendidikan profesi, maka ke depannya kita akan berusaha agar pendidikan profesi juga diterapkan oleh seluruh jurusan di ITS ini,” pungkasnya.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here