More

    Tim Peneliti UGM Kembangkan Alat Monitor Gunung Merapi

    Ahmad Fauzan Sazli

    15 08 2013 Badai Puncak Rinjani 02 kaka

    Ilustrasi Gunung Merapi. FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

    - Advertisement -

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Tim peneliti Universitas Gadjah Mada mengembangkan alat monitor Gunung Merapi. Alat berupa handheld ini dapak diakses langsung oleh masyarakat yang ingin mengetahui kondisi Gunung Merapi.

    Prof. Ir. Sunarno, M.Eng.,Ph.D, Ketua pengembang mengatakan, bahwa sistem informasi untuk memantau langsung kondisi gunung berapi di Indonesia masih belum memadai. Padahal informasi yang bersifat real time sangat diperlukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa.

    “Dengan handheld ini dapat diketahui informasi secara real time tentang aktivitas seismik, cuaca,  baik suhu, kelembaban, dan curah hujan, serta informasi parameter bahaya lainnya,” katanya.

    Sunarno menjelaskan, bahwa sistem pemantauan jarak jauh dibangun dalam sebuah stasiun di daerah Balerante, Klaten. Sistem tersebut terdiri dari  yang terdiri dari rangkaian sensor mulai dari sensor seismik, sensor parameter cuaca, dan sensor parameter gas beracun.  Dari stasiun data yang ditangkap sensor  selanjutnya dikirim ke pusat pemantau dengan komunikasi transciever dan frekuency shit keying modulator.

    “Jadi dari stasiun data digital yang diperoleh diubah dalam bentuk suara, frequency shift keying yang kemudian ditangkap dengan HT. Lalu data yang telah ditangkap diubah menjadi bentuk digital kembali setelah diproses melalui decoder handheld yang telah dihubungkan ke HT ,” urainya.

    Sunarno mengungkapkan,  dengan decoder handheld yang dihubungkan ke HT dengan frekuensi penerima UHF masyarakat bisa memantau secara langsung kondisi terkini Gunung Merapi.

    “Sebenarnya data bisa langsung dilihat melalui komputer atau internet, tetapi untuk memudahkan pemantauan di lapangan oleh masyarakat dilakukan dengan menggunakan HT yang dihubungkan decoder handheld,” tutur Kepala Lab Sensor dan Sistem Terkontrol Jurusan Teknik Fisika UGM ini.

    Melalui HT tersebut, informasi terkini tentang Merapi tak hanya bisa dimonitor di wilayah DIY saja, akan tetapi hingga kawasan Karesidenan Surakarta, Sragen, Wonogiri, Purworejo, dan Kebumen.  Masyarakat pun bisa langsung mengakses info terkini Merapi melalui internet di www.datamerapi.com.

    Sunarno menyebutkan decoder handheld mampu mengirimkan data dengan energi listrik mandiri dengan menggunakan solar sel yang mampu bertahan hingga tiga hari. Dengan begitu sistem informasi tidak akan terputus walaupun jaringan listrik PLN mati.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here