Ahmad Fauzan Sazli
Ilustrasi / cnn.com
Baru-baru ini sekelompok peneliti dari High Point University di North Carolina melakukan sebuah studi tentang penggunaan website sosial media tertentu yang mengindikasikan tingkat narsisme yang tinggi dibandingkan jejaring sosial lain. Penelitian itu lengkap dengan rentang usia mereka.
Para peneliti tersebut berhasil membuktikan bahwa orang-orang narsis melayangkan Tweet lebih sering dibandingkan orang lain. Mereka juga mendambakan follower Twitter lebih banyak sebagai cara agar mereka merasa lebih diterima.
Dan yang menarik adalah peneliti menyimpulkan user dewasa penderita narsisme akut lebih memilih Facebook ketimbang Twitter. Hal ini tampaknya disebabkan oleh perbedaan generasi di antara orang-orang tersebut.
Hal ini ditekankan oleh Shaun Davenport salah satu juru bicara High Point University. Menurutnya, Narsisme ditunjukkan pertama kali dengan keinginan untuk mengumpulkan follower di Twitter sebanyak-banyaknya, kemudian muncul sebuah dorongan untuk melakukan tweet tanpa henti.
Dalam melakukan studi ini, Devenport dan rekan-rekannya mengadakan sebuah survey online terhadap 669 orang dewasa dan 515 mahasiswa yang aktif di jejaring sosial. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner tentang seberapa sering mengakses dan meng-update status Facebook serta Twitter setiap hari.
Para peneliti mendapat satu kesimpulan bahwa Twitter merupakan medium yang lebih mudah untuk menjaring perilaku narsis ketimbang Facebook. Orang-orang yang terlahir di era Millennial (antara awal tahun 1980-an hingga awal 2000-an) yang sering melakukan posting di Facebook memiliki motif narsis yang lebih rendah dibandingkan mereka yang melakukannya via Twitter.
Meski demikian, terdapat benang merah antara penggunaan Facebook dengan para user narsis dewasa, khususnya orang-orang yang lahir dari tahun 1946 hingga 1964. Jika kamu melihat seorang kerabat yang terlalu aktif menggunakan Facebook di usia paruh bayanya, maka bisa dibilang ia memiliki kecenderungan narsisme yang sama.
Terlepas dari sosial media yang kita gunakan, tahukah kamu narsisme adalah satu jenis bentuk ketidaksehatan mental, dan bukan sebuah tren.[]
Sumber : trenologi.com