Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Berdasarkan pemeriksaan antropologi forensik pada terhadap jenasah yang diduga Tan Malaka, Harry Poeze, seorang sejarahawan asal Belanda memastikan 90 persen jenasah tersebut adalah Tan Malaka. Dalam pemeriksaan itu menunjukkan bahwa kerangkanya adalah seorang laki-laki, ras Mongoloid, dan tinggi badan 163-165.
“Tinggi tersebut cocok dengan tinggi Tan malaka yang sudah dilacak Harry Poeze selama puluhan tahun,” kata Dr Asvi Warman Adam, Sejarawan LIPI, Senin, (27/01/2014)
Selain itu Asvi menjelaskan, jenasah itu dalam kondisi tangannya ke belakang, meski ikatannya sudah tidak ada lagi. Posisi itu persis ketika Tan Malaka ditembak.
Sementara untuk pengujian DNA , tim penguji masih masih belum menemukan kecocokan. Hal itu karena usia tulang yang telah berusia 60 tahun dan juga tingkat keasaman tanah.
Meski demikian Asvi menjelaskan, setelah empat tahun lalu melakukan penggalian, rasanya sudah perlu menetapkan dimana makam Tan Malaka. Seperti Suprijadi yang secara forensik tidak sesuai indikasi keluarga, namun tetap diangkat sebagai pahlawan nasional.
Begitu juga dengan Oto Iskandar Dinata yang dibunuh dan dibuang kelaut pada tahun 1945 di pantai Mauk Tanggerang. Namun Pemda Jabar mengambil pasir di pantai Mauk dan membungkusnya dengan kain kafan dan memakamkanya di Lembang, Bandung.
Dan menurut Asvi, untuk makam Tan Malaka, pihak keluarga dari keluarga inti menginginkan makam itu dipindahkan ke Taman Makam Pahlwan Kalibata, Jakarta.
Asvi mengungkapkan, pemindahan makam itu sebagai bentuk pengakuan bersalah pemerintah Indonesia yang selama 30 tahun pemerintahan orde baru menghilangkan nama Tan Malaka dalam daftar pahlawan yang diajarkan disekolah.
“Hal itu perlu agar anak-anak yang mempelajari sejarah tahu dimana makam Tan Malaka. Begitu juga masyarakat yang ingin berziarah ke Makamnya,” kata Asvi.
Secara teknis, menurut Asvi mereka akan melakukan pemindahan dengan mengambil tanah dari makam yang ada di Selopanggung, Kediri. Kemudian tanah tersebut dibungkus dengan kain kafan dan dimakamkan di Kalibata. Sementara, untuk kerangka di kediri dibiarkan dan akan didirikan tugu peringatan, bahwa di sana pernah disemayamkan seorang pahlawan nasional.[]