Ahmad Fauzan Sazli
YOGYAKARTA, KabarKampus – Universitas Gadjah Mada melepas keberangkatan 66 relawan mahasiswa untuk membantu korban bencana di tiga titik di Indonesia. Lokasi bencana tersebut adalah Gunung Sinabung dan banjir di daerah Bekasi dan Kudus.
Ke-66 mahasiswa yang dikirim terdiri dari 18 orang ditempatkan di Tanah Karo (Sumatera Utara), 23 orang di Kudus (Jawa Tengah), dan 25 di Bekasi (Jawa Barat). Mereka berasal dari 16 fakultas yang ada di UGM.
Keberangkatan ke-66 mahasiswa KKN Peduli Bencana UGM dilepas secara langsung oleh Prof. Dr. Suratman, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Halaman Balairung UGM, Selasa, (11/02/2014).
Muhamad Ilham, Koordinator Mahasiswa Unit Posko Sinanbung menyampaikan pelaksanaan kegiatan KKN di Sinabung akan difokuskan pada tiga hal yakni pembangunan pertanian, kesehatan, dan pendirian Children Center. Dalam bidang pertanian, masyarakat akan diberikan pendampingkan pendidikan pertanian, seperti cara pembuatan kompos dan vertikal kultur.
Sementara itu, program di bidang kesehatan dilakukan dengan pendampingan psikologi berupa trauma healing dan memberikan bantuan pelayanan kesehatan.
“Untuk anak-anak yang tinggal di lokasi pengungsian, nantinya akan dibuat Children Center,” imbuh mahasiswa Fakultas Kedokteran ini.
Hal senada diungkapkan Yasinta Zulaikha (Jurusan Perikanan) dan Deslia Anggraini (Pendidikan Profesi Dokter) yang diterjunkan ke daerah Bekasi dan Kudus. Mereka berharap dengan diterjunkannya mahasiswa KKN ini bisa membantu masyarakat korban bencana dalam menjalani kehidupan pascabencana secara langsung.
“Kami ingin langsung menolong warga yang terdampak bencana. Sebelumnya kita juga telah diberikan pelatihan kebencanaan oleh LPPM dan Deru,” terang Yasinta.
Prof. Dr. Suratman berharap melalui kegiatan KKN Peduli Bencana ini mahasiswa dapat membantu meringankan beban masyarakat korban bencana alam. Terlebih lagi dalam membangun semangat hidup masyarakat pasca bencana.
“Kami harapkan mahasiswa bisa membantu korban bencana dalam membangun semngat hidupnya. Misalnya, di Sinabung masih banyak yang mengalami trauma untuk itu mohon dibantu menyemangati dan membangkitkan spirit hidup di tengah bencana,” jelasnya.[]