More

    Mahasiswa ITB Kembangkan Aplikasi Pembatas BBM

    Ahmad Fauzan Sazli

    Mahasiswa ITB Kembangkan aplikasi pembatas BBM. Dok. ITB
    Mahasiswa ITB Kembangkan aplikasi pembatas BBM. Dok. ITB

    BANDUNG, KabarKampus – Meski Bahan Bakar Minyak bersubsidi diperuntukkan bagi masyarakat berpendapatan rendah, namun kenyataannya BBM  bersubsidi juga digunakan oleh masyarakat pendapatan tinggi.

    Tiga mahasiswa ITB mencoba mencari solusi atas persoalan tersebut. Mereka membuat sebuah aplikasi pembatas BBM bersubsidi.

    - Advertisement -

    Ketiga mahasiswa tersebut adalah Hanif Lyonnais (Teknik Informatika 2010), Satria Ady Pradana (Teknik Informatika 2010) , dan Irfan Kamil (Teknik Informatika 2010). Mereka menamakan aplikasi tersebut dengan Eazyfuel.

    Eazyfuel yang mereka buat menggunakan smartcard yang digunakan oleh pembeli BBM. Untuk membeli BBM masyarakat harus memiliki kartu tersebut.

    Kartu tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok, berdasarkan penghasilan.  Kalangan masyarakat berpendapatan rendah tentunya memiliki kuota BBM bersubsidi yang lebih banyak dibanding kalangan masyarakat berpendapatan menengah dan atas.

    “Jika nanti kuota kartu sudah habis, maka si pemilik kartu harus membeli BBM non subsidi,” jelas Irfan.

    Ia mengatakan, dengan menggunakan teknologi ‘Near Field Communication’, proses pengecekan kuota yang dimiliki oleh masing-masing orang akan lebih mudah. Selain itu, pemerintah berpeluang menghemat trilyunan rupiah dengan diterapkannya teknologi ini.

    Sementara itu Hanif mengatakan, sampai saat ini tidak banyak negara maju yang mempunyai kebijakan BBM bersubsidi seperti Indonesia. Dapat dikatakan model yang kami usulkan merupakan ide baru dari hasil diskusi tim.

    “Harapannya aplikasi ini mampu memberikan kontribusi positif terhadap kebijakan pemerintah, tidak lupa kami juga melakukan eksplorasi keilmuan yang cukup saat pengembangan aplikasi ini,” ujar Hanif

    Ketertarikan Hanif, Irfan, dan Satria terkait bidang informatika memang sudah sejak lama, Irfan bahkan mengaku sudah tertarik dengan informatika sejak duduk di bangku SMP. Meskipun begitu, ketiganya memiliki minat spesifik yang berbeda satu sama lain. Hanif lebih tertarik kepada integrasi sistem, Irfan dengan bidang teknologi web, dan Satria dengan bidang keamanan jaringan atau IT security.

    “Namun dengan adanya perbedaan itulah, pembagian tugas terasa lebih mudah dan semua orang memiliki perannya masing-masing,” tambah Satria.

    Selain sudah lama tertarik bidang informatika, Hanif dan kawan-kawan memang sudah sejak lama menimba pengalaman dengan mengikuti berbagai kompetisi. Hanif dan Irfan sebelumnya berhasil menyabet juara II pada kompetisi LEN Aplikasi Smartcard Harteknas 2013, sedangkan Satria juga turut aktif dalam kompetisi GEMASTIK 2013.

     

    Kali ini karya Eazyfuel ini  meraih Juara II Kompetisi OSN Pertamina 2013 untuk kategori  proyek sains.  Ketiganya berharap, pengembangan Eazyfuel dapat tersampaikan pada pihak pemerintah dan dikembangkan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here