Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Penyalahgunaan narkoba merupakan sebuah bentuk persoalan sosial di bangsa ini. Kendala yang terjadi saat ini adalah masih diterapkan pidana penjara untuk menangani penyalahgunaan narkoba. Padahal secara teoritis, memperlakukan hukuman penjara tidak efektif dalam mengembalikan kondisi normal pengguna.
Pandangan tersebut disampaikan Astrid Sesi Utami selaku General Manager Yayasan Mitra Kencana Cendekia, yang juga mengelola panti rehabilitasi Natura Recovery Community, pada Pemberdayaan Masyarakat dalam P4GN, di Jakarta, Sabtu kemarin (15/03/2014).
Ia mengatakan, bahwa aspek rehabilitasi medis dan sosial seharusnya dikedepankan untuk menyelamatkan masa depan kehidupan pengguna narkoba.
“Prinsip itu yang membuat kami melaksanakan dan menawarkan solusi yakni rehabilitasi untuk membantu kebutuhan pengguna narkoba pulih,” jelas Astrid.
Menurut Astrid, kontribusi yang dilakukan semua kelompok masyarakat akan membuat banyak jiwa pengguna narkoba terselamatkan. Ia menghimbau agar setiap individu mempunyai kepedulian pada bahaya narkoba dan upaya penanggulangannya.
“Komitmen seperti itu harus dibangun bersama-sama,” tandas Astrid.
Tetapi menurutnya, bukan juga tanpa kendala dalam melaksanakan kinerja rehabilitasi medis dan sosial bagi pengguna narkoba. Dirinya mengatakan, pandangan masyarakat mengenai pengguna narkoba yang direhabilitasi merupakan nilai buruk masih melekat.
“Tidak semua orang bersedia direhabilitasi atas alasan tersebut. Apalagi mengharapkan lapor diri, dari seratus orang pengguna narkoba, hanya satu orang yang sukarela,” pungkas Astrid.
Dari situ, sambungnya, peran masyarakat dalam mengarahkan dan menyadarkan pengguna narkoba maupun keluarganya menjadi penting. Astrid mencontohkan, jika ada pengguna narkoba yang minta direhabilitasi, berarti telah menolong satu nyawa.
Sementara itu, Dik Dik Kusnadi, Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Dik Dik Kusnadi menegaskan, narkoba adalah masalah besar yang berbahaya. Pasalnya, dampaknya menyebabkan kematian secara sia-sia.
Ia juga mengingatkan jika sekarang Indonesia telah menjadi negara produsen narkoba, dari sebelumnya sebagai persinggahan. Menjadi seperti itu, tambah Dik Dik, karena kurangnya rasa perhatian masyarakat pada penanggulangan narkoba.
“Maka tugas kita semua adalah menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba,” cetusnya.[]