Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Adanya nama Joko Widodo (Jokowi) dalam soal Ujian Nasional (UN) 2014, menjadi persoalan di kalangan masyarakat. Jokowi merupakan salah satu calon presiden Republik Indonesia.
Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S., Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan mengatakan, soal UN Bahasa Indonesia yang mereka buat sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Menurutnya, soal UN berbeda dengan dokumen negara, berbeda dengan buku. Sebelum beredar soal UN telah ditelaah berbagai orang. Kemudian dalam prosesnya, dokumen negara ini tidak boleh dilihat siapapun.
“Ini adalah rahasia negara, model soal ditentukan pembuat soal itu. Yang diatur adalah kisi-kisi UN,” katanya dalam konferensi pers di gedung Kemdikbud, Selasa, (15/04/2014).
Ia juga menjelaskan, M. Nuh, Bapak Menteri menegaskan bahwa soal pendidikan tidak ada hubungannya dengan poltik. Ini terjadi secara kebetulan, karena soal UN sudah dibuat sejak bulan Juni 2013 lalu.
“Kami menunjuk Puspendik dan guru untuk menganalisis, kemudian ulasannya dilakukan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Perguruan Tinggi,” ungkapnya.
Selain itu menurut Musliar, siswa yang memperoleh soal tersebut hanya 187 ribu siswa atau enam persen dari 3.1juta peserta UN. Mereka adalah siswa yang berada di 18 Provinsi di wilayah barat Indonesia.
Selanjutnya Musliar, mengungkapkan, pihaknya sendiri pada tahun ini telah membuat UN lebih baik dari tahun sebelumnya. Mulai dari pelaksanaan UN yang tepat waktu hingga kertas yang lebih baik. Namun dengan banyaknya protes dari warga terkait dengan nama Jokowinya di soal UN Bahasa Indonesia, bagi mereka ini adalah musibah.
“Kami sudah membuat ini teratur, namun. Namun ada saja dari masyarakat yang kurang baik. Bagi kami ini musibah,” ungkapnya.
Untuk tindakan yang akan dilakukan Kemedikbud terkai hal itu, Musliar mengatakan masih akan mempelajari lebih dalam. Bila pembuat soal ada maksud tertentu terkait bursa calon presiden, mereka akan menindak tegas.
“Untuk sementara ini masalah ini terlepas unsur kesengajaan,” tutupnya. []