Aditya Arif Setiawan
Akhir abad ke – 20, minimarket atau swalayan skala kecil berkembang pesat di seantero bumi. Tidak hanya di perkotaan, tetapi juga di pedesaan kita menemukan bermacam convenience store dengan mudah. Saat belanja, kita biasanya menggunakan kantong untuk membawa atau membungkus belanjaan. Kantong belanja sekali pakai berbahan plastik atau kertas disediakan gratis. Kehadiran minimarket dengan fasilitas kantong gratisnya memang memudahkan kita sebagai konsumen. Akan tetapi, fenomena ini agaknya juga mempersulit kita sebagai aktivis program go green.
Bagaimana tidak, semakin banyak kita belanja semakin banyak kantong plastik dan kertas yang digunakan. Semakin banyak kantong plastik dan kertas semakin banyak pula sampah menumpuk. Semakin banyak sampah bisa jadi semakin sering terjadi banjir dan degradasi kualitas tanah.
Kita semua tahu bahwa kantong plastik sangat tidak ramah lingkungan. Selain karena mengandung unsur kimia, plastik juga merupakan benda yang tidak lebur dalam tanah (undegradable item). Plastik di dalam tanah dapat menjadi salah satu unsur penyebab menurunnya kualitas tanah. Kualitas tanah yang kurang baik dapat menghambat keberhasilan gerakan tanam seribu pohon atau penghijauan yang sedang marak. Untuk mengatasi masalah itu, diproduksi degradable plastic atau green plastic yaitu plastik ramah lingkungan yang dapat lebur dalam tanah. Namun tetap saja, penggunaan plastik hijau yang berlebihan akan berdampak kurang hijau terhadap bumi kita.
Kemudian, kantong kertas yang lebih ramah lingkungan hadir sebagai substitusi kantong plastik. Kantong kertas terbuat dari pohon sehingga dengan mudah lebur di dalam tanah. Namun, penggunaannya justru menimbulkan masalah baru. Banyak pohon yang harus ditebang untuk memproduksi kertas. Sementara itu, kita sedang menghadapi krisis hutan dan pepohonan yang ujung – ujungnya berdampak pada pemanasan global. Hal ini seakan menjadi dilema bagi seluruh penduduk bumi. Mustahil rasanya untuk tidak memakai kantong plastik dan kertas, tetapi kita juga tidak ingin melakukan aktivitas yang merusak bumi.
Cara terbaik adalah mengubah gaya berbelanja kita menjadi lebih cerdas dalam menggunakan kantong belanja. Menjadi cerdas bukan berarti tidak menggunakan kantong belanja sama sekali. Menjadi cerdas berarti menempatkan sesuatu sesuai kebutuhan agar tepat guna dan manfaat. Misalnya, kita membiasakan belanja dalam jumlah banyak sehingga penggunaan kantong akan lebih efisien jika dibandingkan dengan belanja dalam jumlah sedikit tetapi sering. Atau, menolak menggunakan kantong untuk belanjaan yang akan langsung dikonsumsi seperti makanan ringan dan air mineral. Selain itu, banyak minimarket yang menjual kantong belanja berbahan kain dengan harga terjangkau. Kantong belanja ini dapat dipakai berulang kali.
Dengan cerdas memilih kantong belanja, kita dapat ikut berpartisipasi mencegah global warming melalui 3R yaitu reuse, reduce dan recycle. Menggunakan kantong belanja bahan kain berulang kali, mengurangi penggunaan kantong plastik dan kita juga dapat mendaur ulang kantong kertas. []