Ahmad Fauzan Sazli
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta unjuk gigi pada pagelaran busana di Johor Malaysia. Dalam ajang yang bertema “Unity ini Deversity” ini mereka membawakan rancangan busana yang menonjolkan pemanfaatan bahan tradisonal seperti songket, batik, ulos dan tapis.
Mahasiswa ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Busana Fakultas Teknik UNY. Keiikut sertaan mereka merupakan kunjungan balik setelah Politeknik Ibrahim Sutan (PIS) pernah turut serta dalam peragaan busana yang digelar UNY pada 2013 silam. Ajang yang digelar PIS ini merupakan tugas akhir mahasiswa.
Dalam ajang ini terapat 10 mahasiswa yang ambil bagian memamerkan rancangan busana. Busana yang dipamerkan adalah hasil mata kuliah Adi Busana sebagai tugas akhir. Namun ada juga mahasiswa yang yang merancang khusus busana untuk pagelaran ini.
Annisa Fitri Hasyyati, salah satu mahasiswa FT UNY yang mendapat kesempatan memamerkan karya busananya di Malaysia menuturkan, ia dan lima rekannya yang lain membawa dua busana.
“Satu busana yang kami buat saat mata kuliah Adi Busana yang dipamerkan di gerbang masuk. sedangkan busana kedua yang dikenakan oleh model dari Malaysia di panggung catwalk merupakan hasil Tugas Akhir kami,” imbuhnya.
Annisa menceritakan, busana-busana yang diperagakan merupakan hasil Tugas Akhir mahasiswa yang terinspirasi dari kebudayaan Indonesia. Seperti busana yang ia buat terinspirasi dari tradisi lompat batu hombo di Nias.
“Begitu pula konsep busana dari salah satu rekan saya, Dwi Handayani, yang bersumber ide dari kearifan suku Asmat,” tambah Annisa.
Selain itu, mahasiswa angkatan 2011 ini menceritakan, salah satu rekannya didapuk untuk mengkreasi dan membawakan busana yang disesuaikan dengan tarian Simbah Sigeh Panguten dari daerah Lampung sebagai salam perkenalan rombongan Indonesia kepada khalayak Malaysia.
“Sedangkan tiga mahasiswa lainnya menyiapkan busana khusus untuk event ini, mereka membawakan busana muslim dan busana sehari-hari yang terbuat dari kain-kain tradisional pula,” ungkapnya.
Annisa juga mengungkapkan, masyarakat dan pihak PIS antusias dengan konsep busana yang mereka bawakan. Cukup banyak pertanyaan yang diajukan kepada saya dan rekan-rekan terkait cara dan bahan yang kami gunakan dalam karya kami.
“Terlibat dalam event ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan hal ini semakin memacu kami untuk terus berkarya di bidang ketatabusanaan,” tutup Annisa[]