Mega Dwi Anggraeni
BANDUNG, KabarKampus – Seleksi Timnas Homeless Worldcup 2014 memasuki kota terakhir. Kali ini digelar di Lapangan Futsal, Bawet, Balubur, Bandung, Kamis, (19/06/2014).
Para peserta seleksi timnas ini merupakkan warga termarjinalkan secara sosial dari Provinsi Jawa Barat. Mereka tebagi dalam beberapa kelompok, seperti HIV/AIDS (ODHA), Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT), dan miskin kota.
Dalam seleksi ini mereka bertanding untuk mendapatkan nilai sehingga bisa masuk timnas dan berangkat ke Santiago, Chile pada pertengahan Oktober mendatang.
Sebelum menggelar seleksi di Bandung, tim official sudah menggelar seleksi di delapan provinsi sejak awal Juni lalu. Dari Jawa Tengah, DI Jogka, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sumatera Utara, Banten, dan DKI Jakarta. Dari delapan provinsi tersebut, tersaring 28 orang.
“Para peserta yang sudah tersaring di sembilan provinsi ini nantinya akan kembali di seleksi. Kami memerlukan 24 orang untuk masuk seleksi tahap dua. Dari seleksi tersebut kami akan mendapatkan delapan orang timnas,” jelas Febby Arhemsyah, Manager Timnas Homeless World Cup 2014 kepada wartawan.
Febby juga mengatakan, peserta yang tersaring akan mendapatkan tes fisik. Rencananya, mereka akan bermain bola selama 36 jam non stop bersama tim sepakbola yang berada di bawah naungan Rumah Cemara, DKRC Fusion.
“Tes fisik yang sekarang tidak akan dilakukan di gunung seperti tahun lalu, tetapi kami masih bekerjasama dengan wanadri untuk melakukan tes fisik,” katanya.
Meskipun persiapan Homeless World Cup 2014 sudah setengah jalan, namun Febby mengaku masih kekurangan dana untuk memberangkatkan timnas dan official ke Chile. Dari seluruh dana yang dibutuhkan sebesar Rp 900 juta, Febby mengatakan dana baru terkumpul Rp 300 juta.
“Kurangnya masih lumayan besar, Rp 600 juta. Dana itu untuk tiket pulang pergi timnas dan official,” ujarnya.
Homeless World Cup merupakan kompetisi sepakbola internasional tahunan. Peserta kompitisi ini merupakan warga termarjinalkan secara sosial dari beberapa negara. Tahun lalu, Indonesia memberangkatkan timnya ke Poznan, Polandia. Meski bukan menjadi juara pertama, mereka berhasil menempati posisi ke delapan.