More

    60 Persen Terumbu Karang Kota Makassar Rusak

    Para penelit mengatakan, karang, seperti yang terdapat di Kepulauan Abrolhos ini, telah menunjukkan gejala stres menyusul gelombang panas laut yang terjadi pada tahun 2011. FOTO :  TARYN FOSTER
    Ilustrasi / FOTO : TARYN FOSTER

    MAKASSAR, KabarKampus – Kondisi Terumbu Karang Kota Makassar cukup memprihatinkan. Dari hasil Reef Check 2014 atau pemantuan terumbu karang Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin (MSDC- Unhas) pada tanggal  7 sampai 9 November 2014 lalu mengungkapkan telah terjadinya kerusakan mencapai 60 persen.

    Pemantauan ini melibatkan berbagai stake holder. Pemantauan dilakukan pada 3 Pulau-pulau kecil di Kota Makassar yakni Barrang  Lompo, Barrang Caddi dan Samalona.

    “Kalau kami rata-ratakan kerusakan terumbu karang saat ini telah mencapai 60 persen pada 3 pulau yang menjadi titik pengambilan data kami,” ujar Syamsu Rizal,  Ketua MSDC Unhas di Makassar, Rabu (26/12/2014).

    - Advertisement -

    Rizal menjelaskan, setiap pulau dilakukan pendataan pada 2 stasiun dengan 2 kedalaman berbeda yakni 3 meter dan 10 meter. “Metode Reef Check telah teruji secara internasional dan telah digunakan di berbagai negara,” jelas Rizal.

    Hasilnya untuk Pulau Barrang Lompo di stasiun I tutupan terumbu karang hidup tinggal 26,00 persen pada kedalaman 3 meter dan 38,00 persen pada kedalaman 10 meter. Untuk stasiun II kedalaman 3 meter 46,00 persen dan kedalaman 10 meter 21,00 persen. Sementara pada Pulau Barrang Ca’di di stasiun I Kedalaman 3 meter 49,00 persen, Kedalaman 10 meter 46,00 persen dan Stasiun II Kedalaman 3 meter 38,00 persen, kedalaman 10 meter 34,00 persen.

    Pulau Samalona stasiun I Kedalaman 3 meter 41,00 persen, kedalaman 10 meter 44,00 persen dan staiun II Stasiun II Kedalaman 3 meter : 27,00 persen dan Kedalaman 10 meter 69,00 persen. Hasil tersebut juga menggambarkan terjadinya peningkatan kerusakan setiap tahunnya.

    “Setiap tahunnya kami melakukan pendataan. Hasilnya terjadi peningkatan kerusakan yang cukup signifikan,” ungkap Rizal.

    Melihat kondisi yang sedemikian parah tersebut, Syamsu Rizal menyatakan, perlu dilakukan kegiatan konservasi untuk menyelamatkan terumbu karang yang masih tersisa.  Langkah awal melakukan pemantauan kondisi terumbu karang  secara berkala. “Data ini bisa menjadi referensi buat penentu kebijakan dalam hal ini pemerintah serta lembaga yang peduli terhadap lingkungan,” tandasnya.

    Sementara Syahruddin Said, anggota komisi B Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, yang mengetahui hasil tersebut menyatakan, akan mengusulkan program-program pembanguan yang berbasis kelautan khususnya untuk perbaikan terumbu karang di Kota Makassar. “Sebagai legislator yang besar di Pulau Barrang Ca’di saya berjanji akan memperjuangkan program yang lebih mengutamakan mengenai pesisir lautdan pulau-pulau kecil,” jelasnya.

    Menurutnya, perlu adanya keterlibatan semua stake holder untuk melekukan perbaikan terumbu karang yang rusak tersebut. “Ini kan sudah ada datanya bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan kerusakan. Jadi ayo kita sama-sama melakukan perbaikan karena kalau hanya satu pihak pastinya tidak akan berhasil,” kata Syahruddin.

    Sementara Abdul Rahman Bando Ketua Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan Kota Makassar, mengatakan, pihaknya selalu berusaha untuk menyadarkan masyarakat untuk tidak melakukan pengrusakan. “Terumbu karang adalah rumah ikan, jadi kalau itu sudah rusak pastinya daerah penangkapan nelayan akan jauh dari bibir pantai,” ungkapnya.

    Ia menjelaskan, pihaknya memiliki sedikit kendala dimana disaat melarang nelayan melakukan pengrusakan tetapi belum ada anggaran yang cukup untuk memberikan solusi. “Kalau mereka tidak membius atau membom mereka mau makan apa. Ini yang membuat kami biasanya kesulitan makanya nperlu adanya anggaran yang besar untuk menyiapkan mereka kapal yang memadai dan ramah lingkungan,” terang Rahman.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here