MAKASSAR, KabarKampus – Aksi penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak ramai terjadi di sejumlah kampus di Makassar. Aksi mahasiswa tersebut kerap kali berujung ricuh antara polisi dan mahasiswa. Namun bentrok tersebut tak hanya terjadi antara polisi dan mahasiswa, namun juga warga dan mahasiswa.
Seperti sejumlah kericuhan yang terjadi di Unhas, Unismuh, UMI, dan juga UNM. Aksi mahasiswa di kampus-kampus tersebut satu bulan terakhir ini berujung bentrok dengan warga.
Menurut Derry Perdana Munsil, Ketua BEM Teknik Universitas Hasanuddin, kericuhan yang terjadi antara warga dan mahasiswa di sejumlah kampus di Makassar memiliki pola yang sama. Ada orang tertentu yang menyusup dan memprovokasi untuk rusuh.
“Di Unhas pada 17 Noveber lalu, ada truk yang menyusup ke dalam kampus. Mereka memobilisasi warga dan memprovokasi,” kata Derry.
Padahal menurut Derry, sebagai mahasiswa, mereka tidak mau ingin ricuh dengan warga. Karena yang mereka bela adalah warga.
“Kami ini memperjuangkan warga, masak kami mau lawan warga,” ungkap Derry.
Selain itu Derry menjelaskan, selain di Unhas, bentrok antara warga juga terjadi di sejumlah kampus di Makassar seperti UIN Alauddin, UNM,Unismuh, UMI. Bentrokan terjadi memiliki modus yang sama dengan yang terjadi di Unhas.
Oleh karena itu, Derry menghimbau agar mahasiswa meminimalisir potensi keos dengan warga. Selain itu ia juga menghimbau mahasiswa agar melakukan aksi yang lebih berdampak.
Senada dengan Derry, Wiwin mahasiswa Universitas Muslim Indonesia mengatakan, mahasiswa menilai ada unsur kesengajaan mahasiswa dibentrokkan dengan warga. Namun ia tidak tahu pasti siapa orang-orang yang mendesain agar mahasiswa bentrok dengan warga.
“Mungki ini ulah polisi yang sengaja karena kewalahan dengan aksi mahasiswa yang demo agar lebih efektif,” ungkapnya.
Wiwin juga menjelaskan, hal ini menjadi evaluasi mereka dalam menggelar aksi demo. Untuk melakukan pra kondisi dengan warga. Memberi tahu warga tujuan aksi mereka adalah memperjuangkan kesejahteraan warga, menolak kenaikkan BBM.
“Tujuan kami baik, mahasiswa tidak hanya sekedar bikin macet,” terang Wiwin.[]
