More

    Ogoh-Ogoh Bali Meriahkan Festival Dark Mofo 2015 di Tasmania

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Iffah Nur Arifah

    Tiga buah ogoh-ogoh karya 3 seniman Bali, Ida Bagus Oka, Ida Bagus Antara dan Komang Sedana Putra dipamerkan dalam festival Dark Mofo 2015 (12 -21 Juni 2015) di Hobart, Tasmania.
    Tiga buah ogoh-ogoh karya 3 seniman Bali, Ida Bagus Oka, Ida Bagus Antara dan Komang Sedana Putra dipamerkan dalam festival Dark Mofo 2015 (12 -21 Juni 2015) di Hobart, Tasmania.

    Ogoh-ogoh atau boneka raksasa perlambang roh jahat khas masyarakat Bali menyedot perhatian pengunjung festival tahunan Dark Mofo 2015 yang sedang berlangsung di Hobart, Tasmania.

    Selain bisa melihat keunikan boneka raksasa karya 3 seniman Bali, pengunjung festival juga berkesempatan merasakan kemeriahan ritual mengarak dan membakar monster ogoh-ogoh itu di negara mereka sendiri tanpa harus bertandang ke Bali.

    - Advertisement -

    Festival musim dingin DARK MOFO merupakan hajatan tahunan yang banyak dinanti masyarakat Tasmania maupun wisatawan asing di Australia. Ini merupakan festival tahunan yang menandai periode titik balik matahari, yakni masa dimana akhir pekan minggu ketiga Juni, matahari berada di titik terjauh dari garis khatulistiwa.

    Pada tahun ini, Festival Dark Mofo yang berlangsung sejak 12 – 21 Juni di Dark Park, Macquarie Point ikut dimeriahkan oleh karya seni patung Ogoh-ogoh dari Bali.

    Patung raksasa khas masyarakat Bali ini dihadirkan oleh Fakultas Kajian Asia, Universitas Tasmania dan tim seni rupa dari universitas tersebut yang mendatangkan langsung ke Hobart 3 seniman Bali untuk membuat ogoh-ogoh.

    Ketiga seniman Bali itu adalah Ida Bagus Oka, Ida Bagus Antara dan Komang Sedana Putra. Di Hobart ketiganya membuat 2 ogoh-ogoh tradisional khas Bali dan satu ogoh-ogoh versi Tasmania.

    Bertempat di Kampus Seni RupaTasmania (TCotA), ketiga seniman Bali ini menciptakan ogoh-ogoh Tasmania berbentuk ikan handfish Tasmania. Ikan langka ini memiliki bentuk aneh karena memiliki “tangan” bukan sirip seperti ikan pada umumnya. Pembuatan ogoh-ogoh Tasmania ini dibantu oleh seniman lokal Tristan Stowards dan relawan dari mahasiswa TCotA.

    Cas Charles, pakar ogoh-ogoh sekaligus manajer dari proyek kolaborasi budaya ini mengatakan secara tradisional patung raksasa ogoh-ogoh dibuat dari kawat, bamboo dan sobekan kertas. Tapi di Hobart, ogoh-ogoh dibuat dari materi yang ada.

    “Monster ini dibuat dari kardus, kertas karton keras, topeng dan juga patung kertas yang sudah jadi, kami gunakan apa saja yang bisa digunakan dalam proses pembuatannya,”

    Pada Minggu malam tanggal 21 Juni mendatang, komunitas Tasmania diundang untuk menghadiri upacara ‘penyucian’ dimana ketiga ogoh-ogoh ini akan diarak menuju lokasi upacara untuk dibakar yang sekaligus akan menjadi malam puncak penyelenggaraan Festival Dark Mofo di Dark Park, Hobart.

    Upacara ini akan menampilkan ritual pembersihan ogoh-ogoh khas Bali, lengkap dengan iringan penari dan juga paduan suara serta iringan dentuman gong dan instrument lainnya. Panitia penyelenggara mengundang warga untuk hadir membuat keramaian sebising mungkin.

    “Kami butuh kehadiran Anda dengan membawa serta terompet, peluit, gendering, pokoknya semakin berisik semakin bagus – kami perlu menarik energy negative Tasmania ke ogoh-ogoh untuk dibakar. Ayo datang dan bergabung dengan parade ogoh-ogoh ini,” kata Cas Charles.

    Sebagai bagian dari upacara ‘penyucian’ ini warga Tamania juga dapat menuliskan ketakutan, kekhawatiran dan pikiran gelap mereka yang akan ditempatkan di dalam ogoh-ogoh Tasmania.

    Sementara itu, Dr Kaz Ross, pengajar di Fakultas Kajian Asia Universitas Tasmania mengatakan proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga Tasmania terhadap kebudayaan Asia dan menyoroti pentingnya hubungan dengan Asia.

    “Proyek ini penting karena menunjukan kalau orang bisa kapan saja belajar mengenai Asia dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan Asia. Menghadirkan tradisi Indonesia dalam festival tahunan di Tasmania merupakan cara yang sangat bagus untuk menunjukan nilai dari kolaborasi kebudayaan,”

    Festival tahunan Dark Mofo di Hobart, Tasmania memadukan pagelaran tradisi kuno dengan penampilan seni rupa untuk merayakan kegelapan melalui seni, makanan, film, musik, cahaya dan kebisingan.

    Pada penyelenggaraan tahun lalu, festival ini berhasil menarik perhatian lebih dari 120.000 orang ke Kota Hobart pada musim dingin lalu.

    Festival Dark Mofo setiap tahunnya akan ditutup dengan tradisi berenang telanjang ke Sungai Derwent yang dingin tepat pada saat matahari terbit tanggal 22 Juni pagi. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here