BANDUNG, KabarKampus – Sejak buku “Dilan” karya Pidi Baik yang pertama beredar, tawaran untuk menjadikannya film banyak berdatangan. Mulai dari sutradara terkenal hingga rumah produksi film. Bahkan para pembuat film tersebut langsung memberikan tawaran harga.
Meski tawaran itu mencapai ratusan juta, Pidi Baiq atau yang akrab disapa Ayah atau Surayah ini menolaknya. Surayah beralasan, film Indonesia terlalu lebay.
“Aku ngga mau. Film Indonesia terlalu lebay,” kata Surayah dalam peluncuran buku “Dilan 2” di Bandung, Jumat, (10/07/2015).
Menurut Surayah, ia punya cara sendiri untuk membuat film. Namun untuk saat ini ia belum mau cerita “Dilan” difilmkan.
Ia menuturkan, pernah ada rumah produksi film yang langsung memberikan harga untuk membuat buku “Dilan” menjadi film. Harganya mencapai ratusan juta. “Dia pikir ini soal uang,” kata Surayah.
Menurut Surayah, buku Dilan ini bukan cuma soal uang. Makanya ia tidak mau buku ini asal terbit. Ia juga tidak mau diburu-buru oleh penerbit.
Selanjutnya Surayah mengatakan, buku Dilannya tersebut merupakan Teen Lit, namun bukan Teen Lit yang lebay. “Banyak cerita dari masa itu yang baik yang bisa diikuti anak muda sekarang. Anak muda jaman dulu sangat menghargai wanita,” katanya.[]