SURABAYA, KabarKampus– Institut Teknologi Sepuluh Novermber Surabaya (ITS) memberikan pelatihan Desain Kaos dan Sablon untuk souvenir Khas Surabaya kepada warga Kelurahan Putat Jaya (eks Dolly), Surabaya. Pelatihan digelar selama tiga hari dari tanggal 20 – 22 Agustus 2015 di lokasi yang menjadi bekas lokalisasi tersebut.
Pelatihan digelar dalam rangka Dies Nantalis ke-55 ITS dengan tajuk “ITS Menyebarkan Keutamaan”. Pelatihan ini sebagai bentiuk pengabdian masyaraat melalui pemberdayaan masyarakat
Octaviyanti Dwi Wahyurini ST Mapp Des Art, Nurina Orta Darmawati ST MDs, dan Putri Dwitasari ST MDs adalah beberapa dosen yang akan melakukan pelatihan di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya ini. Dalam pelaksanaannya, ITS turut dibantu pihak kelurahan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BAPEMAS) Pemerintah Kota Surabaya.
Octaviyanti Dwi, dosen yang turut memberikan pelatihan menjelaskan, Dolly merupakan sebuah tempat lokalisasi besar, yang ketika ditutup akan mengakibatkan terputusnya mata pencaraian warga disekitar eks-lokalisasi. Sehingga warga yang sebelumnya berpenghasilan Rp. 2 Juta dengan berbisnis laundry, warung makan dan parkir kini tidak memiliki penghasilan lagi.
Karena itu, lanjutnya, Jurusan Desain Produk Industri (Despro) ITS bisnis sablon merupakan peluang bagi warga di sana. Karena selain hanya perlu merogoh kocek senilai Rp 300 ribu saja, pemerintah Surabaya juga masih belum memiliki souvenir khas berupa kaos.
Dosen yang pernah bersekolah di Curtin University, Australia ini juga mengungkapkan, pada hari pertama pelatihan, mereka memberikan penjelasan mengenai model bisnis kanvas yang berguna untuk mengidentifikasi pembeli dan metode penjualan. Kemudian adalah cara-cara untuk mendapatkan modal dan berlanjut pada pelatihan desain dengan menggali ide, tema kaos Surabaya.
“Baru pada hari kedua dimulai dengan pelatihan komputer grafis dengan membuat desain kaos menggunakan software Corel Draw,” paparnya.
Kemudia pada hari ketiga, para peserta pelatihan melakukan praktek menyablon. “Sebetulnya, belajar nyablon itu butuh waktu tiga bulan, nah ini hanya tiga hari,” tutup dosen Despro ITS ini.
Dirinya pun berharap pelatihan ini bisa memberikan pengetahuan sekaligus inspirasi untuk para warga ex-lokalisasi Dolly. Sehingga mereka dapat membuat perusahaan penyablonan secara mandiri.[]