
BANDUNG, KabarKampus – Indonesia merupakan negara dengan resiko bencana yang sangat tinggi. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir saja, kejadian bencana gerakan tanah di Indonesia mencapai 2649 peristiwa.
Untuk pengurangan resiko bencana yang lebih besar lagi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggandeng Japan Radio Co., Ltd (JRC) untuk mengembangkan sistem pemantauan bahaya gerakan tanah berbasis Sistem Informasi Kebumian (SIK). Rencananya sistem ini akan diaplikasikan pada tahun 2016 mendatang di Pulau Jawa.
Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain, Kepala LIPI mengatakan, sebenarnya LIPI sejak tahun 1970 telah mengembangkan teknologi peringatan dini bencana alam. Kerjasama dengan JAC diperlukan untuk mengurangi resiko bencana yang lebih besar.
“JAC memiliki pengalaman dalam pengembangan sistem peringatan dini untuk mengurangi risiko bencana gerakan tanah. Namun teknologi yang mereka buat belum pas diaplikasikan di Indonesia karena tanah di Indonesia dan Jepang berbeda,” kata Iskandar di kantor LIPI Bandung, Senin, (14/09/2015).
Sementara LIPI, kata Iskandar memiliki penelitian panjang dalam pergerakan tanah di Indonesia. Jadi bersama JAC, mereka akan mengembangkan sistem peringatan resiko bencana sesuai dengan karakteristik tanah di Indonesia.
Dr. Haryadu Permana, Kepala Puslit Geoteknologi LIPI menambahkan, melalui kerjasama ini LIPI ingin menindaklanjuti hasil enelitian agar bisa diaplikasikan ke masyarakat. Jadi nantinya teknologi yang dikembangkan mengandung konten lokal.
“Teknologi yang dihasilkan adalah memanfaatkan teknologi Indonesia. Bukan import, namun teknologi yang sudah ada disempurnakan,” jelas Haryadi.[]