More

    Mengenal Sosok Agus Jafar, Penyandang Disabilitas Peraih Emas di Ajang Pimnas

    Agus Jafar. Dok Unnes
    Agus Jafar. Dok Unnes

    Terlahir dengan kekurangan, tak menghalangi mahasiswa yang satu ini untuk mendulang prestasi. Lewat inovasi yang dibuatnya untuk membantu teman-teman yang memiliki kekuarangan, ia berhasil mendulang emas di ajang PIMNAS ke-28 di Universitas Haluoleo, pada 08 Oktober 2015 lalu.

    Mahasiswa tersebut adalah Agus Jafar, mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Unnes. Jafar menyandang tuna netra sejak lahir. Ia mengalami low vision, yaitu sebelah mata kirinya tidak berfungsi dan mata kanannya masih bisa berfungsi dengan jarak pandang yang pendek.

    Jafar mengaku, hal itu ia warisi secara dari genetis. Selain dirinya, semua saudara laki-laki menderita kekurangan penglihatan yang sama. “Kalau saudara perempuan justru tidak,” katanya.

    - Advertisement -

    Mahasiswa kelahiran 17 Agustus 1991 ini bermimpi untuk menebar manfaat bagi sesama penyandang disabilitas khususnya tunanetra. Lewat Program Kreativitas Mahasiswa, ia menyemai gagasan “Pelatihan Alquran Braille bagi Penyandang Tunanetra”.  Gagasan inilah yang kemudian menghantarkan timnya memperoleh emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2015 di Universitas Haluoleo Kendari.

    Jafar mengaku gagasan itu, ia dapati dari petualangannya selama delapan bulan di panti rehabilitasi Wyata Guna dengan sesama tunanetra di Pekalongan. Ketika itu, setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama, ia vakum sekolah selama dua tahun dan memutuskan bekerja dan satu tahun di panti yang berlokasi di Bandung tersebut. Dari sanalah ia menemukan banyak inspirasi.

    “Saya mendapatkan bantuan dari LSM yang ada di sekitar panti di Bandung untuk pengadaan Alquran Braille tersebut secara gratis. Alhamdulillah, setelah pelatihan yang kami adakan, sekarang mereka sudah bisa mandiri,” ungkapnya bersyukur.

    Gagasan Jafar tak berhenti di sana, mahasiswa yang aktif sebagai Fungsionaris BEM Fakultas Ilmu Pendidikan 2014 ini juga menggagas komunitas peduli kaum disabel. Komunitas ini bertujuan untuk menjadi jembatan bagi pemahaman awam tentang disabilitas dan kini masih aktif menyuarakan kesetaraan dan kepedulian kepada para penyandang disabilitas.

    Selain itu Jafar juga memberikan keterampilan pijat refleksi bagi tunanetra di Purbalingga. Hal itu agar mereka bisa mengembangkan keterampilan dan bersaing dengan orang lain.

    “Saya ingin menunjukkan bahwa para penyandang disabilitas juga bisa berkarya dan bersaing dengan orang-orang normal pada umumnya,” kata Jafar yang juga atlit paralimpiade tingkat provinsi ini.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here