More

    Didesak Turun Para “Slanker”, ERK : Sifat Memaksa Itu Adalah Fasis dan Korup

    Cholil, vokalis Efek Rumah Kaca dalam konser "Incorrupted" di Tega Lega Bandung, Jumat malam, (11/12/2015). Foto : Fauzan
    Cholil, vokalis Efek Rumah Kaca dalam konser “Incorrupted” di Tega Lega Bandung, Jumat malam, (11/12/2015). Foto : Fauzan

    Memaksakan kehedak kepada orang lain adalah sifat fasis. Memaksa itu bagian dari Korupsi. Kalau begini kalian sama saja dengan koruptor.

    Penyataan ini disampaikan Cholil Mahmud, vokalis Band Efek Rumah Kaca kepada para penonton konser Festival Hari Anti Korupsi “Incorrupted” di Tegalega, Bandung, Jumat malam, (11/12/2015). Ia menyampaikan pernyataan itu, karena para penonton konser yang sebagian besar para Slanker ini terus meminta Efek Rumah Kaca turun panggung.

    “Jadi kalian tidak boleh memaksa orang lain. Karena sifat memaksa itu bagian dari korupsi. Dan saya masih punya tanggung jawab menyelesaikan beberapa lagu ini,” kata Cholil bernada kesal kepada para Slanker.

    - Advertisement -

    Pada saat konser belangsung, para Slanker ini terus meneriakkan nama Slank berulang kali. Padahal konser masih berlangsung dan Efek Rumah Kaca masih harus menyanyikan beberapa lagu.

    Pernyataan Chollil ini disampaikan usai ia menyanyikan lagu “Hilang” yang mengisahkan tentang orang-orang yang hilang korban pelanggaran HAM. Lagu ini merupakan lagu keempat dari delapan lagu yang Efek Rumah Kaca nyanyikan.

    Setelah mengungkapkan kekesalannya Cholil dan kawan-kawan kemudian membawakan lagu “Putih”. Tapi sebelumnya, ia mengatakan lagu ini untuk membuat para penonton lebih sabar lagi.

    Penampilan band yang digawangi oleh Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum) ini memang digelar sebelum band Slank konser. Mereka, merupakan salah satu band yang mengisi acara puncak Hari Anti Korupsi 2015 “Incorrupted”. Sebelumnya terdapat band lain yaitu Karinding Attack, Ayefeelsix, dan Jeruji.

    Dalam konser ini Efek Rumah Kaca memainkan sekitar delapan  lagu diantaranya “Pasar Bisa Diciptakan”, “Lagu Cinta Melulu”, “Hilang”, “Mosi Tidak Percaya”, “Putih” dan penampilan mereka ditutup dengan lagu “Di Udara”. Konser ini merupakan salah satu bentuk kampanye yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengingatkan anak muda Bandung mengenai bahaya korupsi dan menegakkan nilai-nilai integritas di tengah masyarakat.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here