






Musisi dan penonton musik underground punya cara tersendiri untuk mengekspresikan diri saat lagu terdengar keras. Ekspresi ini sering terlihat ekstrim bagi orang awam. Namun jika dicoba dengan baik, sungguh menyenangkan.
Penampakan ekspresi penonton HellPrint United Day IV “New Bloods New Story” 2016 di kawasan bersejarah Tugu Bandung Lautan Api, Tegalega-Bandung terlihat jelas sejak konser dibuka Minggu pagi hingga malam (07/02/2016). Tak peduli hujan deras, lapangan becek, dan berdesak-desakan, semua ekspresi diluapkan.
Crowd Surfing, gerakan di atas kerumunan menuntut kebersamaan penonton. Jika tidak, seseorang yang tengah diarak bisa jatuh tersungkur. Ada juga gerakan seperti orang tawuran : saling sikut bahkan sering pula terjadi adu jotos sambil berputar-putar.
Gerakan yang biasanya berputar berlawan arah jarum jam dan seperti tarian memanggil hujan ini memerlukan otot yang kuat. Namun saking ekspresifnya tiba-tiba kawan sebelah kena jotos. Nah, gerakan ekstrim inilah yang biasanya menurut aparat keamanan perlu diberi peringatan.
Biasanya ada yang berusaha untuk menenangkan. “Kaleum brai…kalemm **jing!” adalah kata-kata yang biasa meluncur diantara penonton underground.
Selain itu ada juga yang menggerakkan kepala dalam tempo yang cepat. Jangan pernah mencoba gerakan ini tanpa melakukan pemanasan. Salah-salah gerak, bisa keseleo. Minimal pas pulang nonton, leher jadi pegel-pegel.
Para musisi juga kadang mengekspresikan hal-hal yang menyeramkan. Seperti menghancurkan alat musik, turun dari panggung lalu melalukan crowd surfing, memutar kepala sembari memainkan melodi, dan sebagainya. Gerakan-gerakan ini tidak serta merta terjadi begitu saja.
Sehingga ekspresi penonton dan musisi underground dapat dibilang seru sekaligus berbahaya. Maka wajib disikapi dengan bijak agar konser tak berhenti gara-gara kita terlalu emosi. Nah, yang paling aman, nyanyi bareng sambil mengacungkan telunjuk dan kelingking. []