“Kalian tahu kapan saat revolusi tiba? Tak lain adalah ketika penindasan kaum penjajah terhadap rakyat sudah sampai di pangkal leher hingga kaum kromo memilih mati ketimbang hidup sebagai budak! Ketika rakyat sekadar tertawa saat pentungan atau peluru polisi datang menghantam!”
TAN bukan roman pertama yang merekam jejak-juang Tan Malaka dalam membidani Revolusi Indonesia. Tahun 1938 Matu Mona melahirkan Spionage Dienst: Pacar Merah Indonesia. Dan novel TAN karya Hendri Teja ini lebih dari sekedar menovelisasi sosok Tan Malaka.
Jika Pacar Merah berkisah tentang petualangan Tan Malaka yang melarikan diri dari sergapan intelejen Belanda, Amerika dan Inggris, maka dalam TAN, memotret perjalanan hidup Tan Malaka sejak menuntut ilmu di Haarlem hingga aksi manuver-manuvernya mencegah pemberontakan tahun 1926-1927, yang kemudian malah menjadi malapetaka pertama dalam sejarah pergerakan rakyat Indonesia di abad XX.
Bayi itu lahir dengan nama Ibrahim. Tepat ketika sang bunda melahirkannya, seorang lelaki tua misterius mendatangi Sutan Rasyad, dan berkata bahwa kelak putranya akan membawa perubahan besar di dunia. Pada usia yang masih muda, gelar Datuk Pamuncak telah disandangnya.
Gairahnya yang besar akan pengetahuan mendorongnya berlayar ke Nederland. Minggat dari tanah adat adalah konsekuensi yang harus ditanggungnya. Di negeri rantau penjajah, Ibrahim belia hidup fakir dan mengalami diskriminasi rasial. Semangat revolusioner yang sedang membakar Eropa memberinya pandangan untuk menjadi seorang pejuang kemerdekaan.
Ditemani Fenny van de Snijder, Ibrahim muda melawan penjajahan melalui tulisan. Di sana ia lebih dikenal dengan nama pena: Tan Malaka.
Di tengah hiruk pikuk kota di Nederland, Tan bergerilya ke Sumatera dan Jawa, meniupkan semangat perlawanan dengan berkobar-kobar. Ia harus berhadapan dengan para kapitalis perkebunan, sindikat pengusaha gula, dan para pembesar kolonial. Dalam kejaran polisi intelijen pemerintah kolonial, Tan bergerak di bawah tanah untuk mencegah malapetaka pertama dalam sejarah Hindia abad ke-20.
TAN adalah sebuah novel sejarah yang mengungkap titik-pelik kehidupan Tan Malaka sebagai pribadi yang tangguh, sekaligus sosok penting dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, tapi kemudian terhempas menjadi bapak bangsa yang terlupakan. Riwayat Tan Malaka dalam novel ini dijahit dengan gaya bertutur yang nikmat, diksi-diksi yang memikat tanpa harus kehilangan pesona integritas revolusioner sang tokoh. []