Bisa diterima dalam Seleksi Mandiri di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) adalah hal yang membahagiakan bagi Fajar Ramadhan. Namun sehari setelah dinyatakan lolos di jurusan Bahasa Sastra Indonesia UPI, ia justru kebingungan, karena calon mahasiswa baru yang melalui seleksi mandiri diharuskan membayar uang pangkal sebesar 28 juta.
Sementara untuk makan sehari-hari, ia hanya mengandalkan seorang Ibu yang bekerja sebagai buruh harian di salah satu rumah makan di Bandung. Beasiswa Bidik Misi yang ia gadang-gadang pun nampaknya harus kandas, karena kampus UPI tidak memberikan beasiswa bidik misi untuk calon mahasiswa jalur Seleksi Mandiri.
Namun semua itu tak membuatnya patah semangat, Fajar tetap ingin memperjuangkan mimpinya untuk menjadi mahasiswa Bahasa Sastra Indonesia.
Bersama BEM REMA UPI, Fajar turun ke jalan agar ia bisa menjadi mahasiswa UPI. Mereka menggelar aksi menolak uang pangkal untuk calon mahasiswa baru untuk jalur Seleksi Mandiri.
“Perihal uang pangkal itu sangat memberatkan. Kalau bisa saya bisa kuliah memanfaatkan celah dari pemerintah yaitu bidik misi,” kata Fajar saat ditemui di Kantor Rektorat UPI, Senin, (15/08/2016).
Fajar mengaku, ia memberanikan diri masuk melalui jalur mandiri, karena mendapat masukkan dari sejumlah mahasiswa UPI yang mengatakan calon mahasiswa yang lewat jalur mandiri juga bisa mendapat beasiswa bidik misi. Namun setelah dikonfirmasi ternyata di UPI tidak bisa.
“Padahal saya sudah daftar bidik misi dan sudah punya kartu dan data yang lengkap,” kata Fajar yang bercita-cita menjadi dosen ini.
Fajar sudah berkonsultasi dengan Ibunya dan Ibunya mengaku tidak sanggup membiayainya kuliah. Bahkan meminta dirinya utuk melepas dan bekerja. Namun hal tersebut tidak diperdulikannya, baginya ia tidak akan menyerah sebelum selesai berjuang.
“Saya ingin terus berjuang bisa masuk UPI tanpa membayar,” ungkap Fajar.
Fajar tak sendiri, ia mengaku ada 15 calon mahasiswa seperti dirinya yang sedang memperjuangkan untuk bisa berkuliah di kampus UPI. Fajar berharap rektor UPI bisa memberikan toleransi kepada calon mahasiswa yang tidak mampu agar bisa menempuh pendidikan di UPI.
“Syukur-syukur saya bisa gratis sekolah,” ungkap alumnus SMAN 1 Lembang ini.[]