YOGYAARTA, KabarKampus – Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Gadjah Mada (Mapagama) melakukan eksplorasi di Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Mereka akan mengekspolorasi mulai dari keanekaragaman jalur pendakian hingga dasar Kaldera Gunung Tambora.
Eksplorasi dilakukan selama dua minggu dari tangggal 22 Agustus hingga 4 september 2016. Mereka mendaki melewati Jalur Pendakian Doropeti Taman Nasional Gunung Tambora.
Para mahasiswa anggota Mapagama ini terdiri dari tujuh orang. Mereka adalah Manto Sitindaon dari Fakultas Teknologi Pertanian, Reza Khairurahman dari Fakultas Kehutanan. Selanjutnya Andoyo Respati Fitriono, David Sabatian Dompas, Devi Astuti, Alief Fahmil Umam dari Sekolah Vokasi, serta Dewi Sekar Kartini dari Fakultas Ilmu Budaya selaku pendamping lapangan.
Manto Sitindaon, Ketua Tim Ekspedisi mengatakan, jalur pendakian yang mereka pilih adalah Doropeti. Jalur tersebut merupakan merupakan rute terpanjang untuk mencapai puncak Tambora. Setidaknya memerlukan waktu lima hari untuk bisa sampai ke puncak.
Selanjutnya, setelah mencapai puncak, selama dua hari, tim akan turun menuju dasar kawah kaldera yang memiliki kedalamam hingga 800 meter. Mereka akan mengeksplorasi kawah Tambora untuk mengetahui kemungkinan bisa dijadikan sebagai objek tujuan wisata baru.
“Apalagi di sana sudah terbentuk gunung api baru,” kata Manto.
Manto menjelaskan, mereka sengaja memilih rute terpanjang dengan alasan ingin mendata jumlah keanekaragaman hayati. Mereka juga ingin melakukan penelitian budaya dari penduduk yang tinggal di sepanjang jalur pendakian.
Biasanya jalur yang ditempuh pendaki adalah jalur pendakian Pancasila. Jalur ini adalah rute yang paling dekat menuju puncak. Para pendaki hanya memerlukan dua hari satu malam untu menapai puncak.
Menurut Manto, tantangan tantangan terbesar pendakian, bukan di jalur pendakian, melainkan saat menapaki dasar Kawah Tambora. Oleh karena itu, para anggota Mapagama telah melakukan persiapan sejak Oktober tahun lalu.
“Kami belajar banyak tentang topografi Tambora, kemiringan lereng gunung, serta melakukan latihan fisik dan pernafasan untuk menguatkan kemampuan saat mendaki,” katanya.[]