BANDUNG, KabarKampus – Gedung Indonesia Menggugat (GIM) tidak hanya menjadi saksi bersejarah Pledoi Soekarno pada tahun 1930 atau pada masa kolonialisme Belanda. Namun tepat 101 tahun kemudian, gedung ini juga menjadi saksi para penyandang difabel mengibarkan bendera merah putih untuk memperingati 71 tahun Indonesia merdeka.
Adalah Sismi Rahayu (40), Herinisa (40) dan Teti Herawati (42) yang ditugaskan sebagai pengibar bendera merah putih. Sementara Eden Achmad (49) ditugaskan memimpin upacara.
Keempatnya merupakan penyandang disabilitas. Kegiatan ini adalah pengalaman pertama dalam hidup mereka.
Menurut Sismi Rahayu, ia merasa bangga diberikan tugas sebagai pengibar bendera. Hal ini merupakan pengalaman pertama dan seumur hidup sebagai pengibar bendera. Karena, biasanya, ia hanya menjadi peserta upacara.
“Baru kali ini merasakan jadi petugas upacara. Saya merasa deg-degan namun bangga,” kata Sismi yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga usai upacara bendera, Rabu, (17/08/2016).
Sismi mengatakan, dahulu ketika dia sekolah dahulu, ia tidak pernah ditugaskan sebagai petugas upacara. Biasanya saat upacara dia selalu disuruh istirahat.
“Saya seneng karena merasa disamakan dengan yang lain,” kata perempuan yang tinggal di Cileunyi ini.
Perasaan yang sama juga dirasakan Herinisa. Ia merasa senang bisa mengibarkan bendera merah putih. Ia bangga telah disejajarkan dengan yang lain.
“Ini pengalaman pertama yang ngga akan terlupakan. Alhamduilillah,” ungkap Ibu yang sehari hari berjualan di rumah ini.
Begitu juga dengan Aden Achmad. Pria yang sehari-hari bekerja berjualan online ini mengaku sudah pernah mengikuti upacara bendera. Namun baru kali ini memimpin upacara.
“Saya senang bisa berbaur dan memberikan komando upacara dan rasanya baru kali ini penyandang disabilitas jadi penyelenggara upacara. Ini lain daripada yang lain,” ungkap Aden.
Upacara bendera merah putih ini diikuti berbagai profesi dan kelompok, mulai dari pemulung, anak jalanan, penyandang difabel, PNS, pegawai swasta, seniman, dan sebagainya. Upacara dilaksanakan secara hikmat hingga selesai. Bahkan selama upacara, seorang penerjamah bahasa isyarat, turut menerjemahkan apa yang disampaikan dalam upacara.
Upacara bendera menjadi salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus di Gedung Indonesia Menggugat. Selain upacara juga diadakan jamuan makan bagi semua peserta upacara dan sejumlah lomba seperti makan kerupuk, origami, dan sebagainya.[]