Mendaki gunung bukanlah soal naik dan turun gunung, namun juga soal kesetiakawanan. Seperti kata orang, di atas gununglah, kesetiakawanan itu diuji.
Seperti yang dialami Ignatius agung (26), warga Bekasi Jawa Barat. Ia ditinggal oleh keempat teman-temannya ketika sedang sakit di atas Gunung Gede, pada hari Minggu, (25/09/2016). Petugas menemukannya di Kandang Batu dalam kondisi lemas, sering keram dan tidak makan sejak kemarin.
Peristiwa ini diungkap oleh Ardi Andono, Kepala Seksi Wilayah 1 Balai Taman Nasional Gede Pangrango di akun Facebooknya pada 26 September 2016 lalu. Dalam kesempatan tersebut, Ardi juga mengunggah sejumlah foto pada saat evakuasi korban.
Ardi mengungkapkan, Agung bersama timnya mendaki dari tanggal 23 – 24 September 2016, Jumat hingga Sabtu. Namun mereka memaksakan berada di atas gunung hingga hari Minggu, 25 September 2016. Sementara kecelakaan yang dialami Agung terjadi pada Minggu Sore sekitar pukul 18.00 WIB. Kemudian baru melapor pada pukul 00.00 WIB dan baru dievakuasi pada pagi hari.
“Semua rekan-rekannya meninggalkannya dengan bermacam alasan, padahal bisa dipapah, malas kayaknya nolong kawannya. Empat orang meninggalkannya, itu fakta. Ilmu pendakian itu jelas, Kawan Tidak Boleh Ditinggalkan Dengan alasan Apapun,” kata Ardi.
Selanjut Ardi juga menceritakan Igantius Agung mengaku tidak makan dari hari Minggu sore. Ketika diberi nasi bungkus oleh tim evakuasi, ia menghabiskannya dengan lahap. Artinya perbekalan yang dibawa tidak baik.
“Kalo menyalahkan tim yang menolong karena kita baru bergerak pagi, baca SOP penyelamatan orang. Dua orang terakhir yang meninggal semua sama, dengan banyak alasan akhirnya sendirian dan meninggal,” tambah Ardi.
Menurut Ardi, Balai TNGP mengedepankan evakuasi mandiri. Dalam aturan tim membawa turun korban dan tim evakuasi menjemput, bukan seratus persen mengandalkan tim penyelamat.
“Dimana-mana yang sakit itu selalu bilang “silahkan duluan dan lain-lain”. Rata-rata tdk mau merepotkan kawan, namun mestinya yang sehat itu mikir untuk tidak meninggalkannya,” jelas Ardi.
Kemudian Ardi juga mempertanyakan prosedur berpakaian korban. Saat ditemukan ia tidak menggunakan raincoat dan jaket. Korban hanya menggunakan trashbag yang dilobangi. Kemudian yang gilanya, kata Ardi korban membawa tenda, kompor dan sampah.
Ardi menjelaskan, kesalahannya mereka, tidak hanya meninggalkan teman yang sakit, namun juga mendaki melebihi izin. Jika mereka turun hari Sabtu, tentunya selamat.
“Izin hanya dua hari satu malam ini jadi nambah satu malam dan akhirnya celaka,” jelasnya.
Ardi berpesan kepada pendaki, agar mengikuti aturan standar pendakian. Pelajari PPGD/P3K, packing yang baik. Bagi-bagi tugas muali dari sweeper, leader, obat-obatan, logistik yang baik : mudah dicerna dan berenergi. Jangan mie instant semua, tapi berprotein.[]