Moment Peringatan Sumpah Pemuda yang ke-88, dimanfaatkan tiga aktivis mahasiswa Unand untuk meluncurkan Republik Sanjai. Peluncuran ini bukanlah peluncuran sebuah negara republik baru, melainkan peluncuran sebuah produk makanan khas oleh-oleh Minangkabau, Sumatera Barat.
Peluncuran Republik Sanjai digelar di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas, Jumat, 28/10/2016. Dalam peluncuran ini, para mahasiswa membagikan keripik secara gratis dan membagikan selebaran promosi .
Ketiga mahasiswa ketiganya adalah Edi Kurniawan, Muhammad Irvan, dan Aidil Hakim. Ketiganya merupakan aktivis BEM KM Unand periode (2016/2017) yang memiliki jabatan strategis. Seperti Edi Kurniawan sebagai Presiden Mahasiswa, kemudian Muhammad Irvan sebagai Kepala bidang Aksi dan Propaganda dan Aidil Hakim sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi.
Republik Sanjai bukan merupakan komersialisasi politik, melainkan bentuk edukasi politik dengan pola kreatif. Karena produk pemasaran produk mereka, dirancang dengan strategi pemasaran kreatif yang menjadi nilai tawar tersendiri di bandingkan brand bisnis kuliner lain yang sejenis. Republik Sanjai menawarkan tiga varian rasa unggulan yaitu rasa Eksekutif (keripik cabai merah), rasa Legislatif (keripik cabai hijau), dan rasa Yudikatif (keripik bumbu jagung).
Edi Kurniawan selaku Presiden Republik Sanjai mengaku, nama Republik Sanjai dan tema politik pemerintahan mereka sengaja pilih pilih karena latar belakang mereka sebagai aktivis politik kampus. Mereka memilih bisnis tersebut karena dilatarbelakangi banyaknya mahasiswa daerah di luar Sumatera Barat yang merasa sulit mencari oleh-oleh khas dengan brand kreatif.
“Tak hanya itu, kami ingin menggabungkan konsep bisnis, sosial dan amal sehingga setiap pembeli secara otomatis telah berdonasi untuk project social dan amal sebesar 2,5 %” kata Edi Kurniawan.
Tak hanya strategi pemasaran yang kreatif, mereka juga menawarkan sistem bisnis sosial dan amal. Mereka menawarkan MOU kerjasama khususnya dengan lembaga mahasiswa dengan memberikan 2,5 persen dari setiap satu picis hasil penjualan kepada lembaga tersebut. Secara otomatis dengan membeli produk tersebut berati telah berdonasi sebesar 2,5 persen untuk project sosial dan amal.
“Donasi 2,5 % akan di cloting sebulan sekali dan akan di salurkan ke projek sosial dan amal yang telah di tentukan seperti panti asuhan, rumah Tahfiz Quran, donasi kemanusiaan seperti Palestina, Surya dan sebagainya,” tambah Edi.
Republik Sanjai tidak memproduksi sendiri setiap produk yang di pasarkan melainkan hanya sebuah brand yang mengemas dan memasarkan dengan kreatif produk yang di ambil dari seluruh penjuru Sumatera Barat. Republik Sanjai berupaya kembali memperkenalkan makanan khas Sumatera Barat dengan selera kekinian anak muda.
Sementara itu Muhammad Irvan selaku Wakil Presiden Republik Sanjai menambahkan, mereka sengaja mengambil momentum sumpah pemuda karena berharap bisa memberikan inspirasi kepada pemuda Indonesia, khususnya pemuda Sumatera Barat. Ia berharap pemuda Sumatera Barat agar semakin semangat berkontribusi nyata untuk Indonesia.
“Karena sebagai pemuda Indonesia kita tidak berbicara narasi ataupun janji-janji melainkan kontribusi,” ungkapnya.[]
Kang hari ini dah buka belum