Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia kembali menggelar festival internasional seni pertunjukan kontemporer: ART SUMMIT INDONESIA. Pada gelaran ke-8 tahun ini, Art Summit Indonesia (ASI) mengambil tema besar Membaca Ulang Peta dan Perubahan Dunia Seni Pertunjukan. Gelaran kali ini terbilang istimewa karena diselenggarakan secara berkesinambungan dalam dua tahun, 2016 dan 2017.
Sebagai bagian dari program ASI 8 di tahun 2016 ini, pertunjukan “Margi Wuta”, karya kolaborasi Joned Suryatmoko dari Teater Gardanalla dengan musisi Ari Wulu, akan dipentaskan di Bandung, pada tanggal 4 dan 5 Oktober.
Margi Wuta adalah pertunjukan eksperimental, yang bersandar pada dua hal: (1) sensasi ‘mengalami’ teater, bukan hanya ‘menonton’ dan (2) pelibatan aktor difabel netra untuk membantu penonton masuk pada pengalaman teater itu. Dalam pertunjukan ini penonton akan diajak mengalami dua kali cara ‘menonton’.
Yang pertama, penonton akan ditutup matanya dalam menyerap dan mengalami peristiwa pertunjukan tentang dunia penyandang difabel netra. Lalu, pada putaran kedua, penonton diberi kesempatan untuk menonton peristiwa pertunjukan yang sama dengan mata terbuka.
Sebagai wujud pembacaan atas kemungkinan-kemungkinan baru dalam penciptaan dan dramaturgi teater, kurator ASI 8 meminta Joned Suryatmoko untuk menggarap ulang karya pertunjukan yang pertama kali dipentaskan pada tahun 2013 di Yogyakarta, lalu mementaskannya di Bandung bekerja sama dengan seniman dan penyandang difabel netra di kota itu. Dari pertunjukan ini seniman dan publik seni pertunjukan secara umum mungkin bisa belajar dari para penyandang difabel neltra, dan mengambil jarak dengan pengalaman menonton (teater) kita yang didominasi budaya visual.
Pentas Margi Wuta #3 ini diadakan pada:
Selasa-Rabu, 4-5 Oktober 2016
Pukul 16.00, 17.00, 18.30, dan 19.30 WIB
Bertempat di Auditorium PSBN Wyata Guna
Jalan Pajajaran No.52, Bandung (Depan GOR Pajajaran)
Pentas ini terbuka untuk umum, tidak dipungut biaya. Setiap pertunjukan hanya tersedia 30 kursi untuk penonton dan 70 kursi untuk hadirin. Untuk reservasi bisa hubungi Osi 0822 9866 8061.
Mengenai Joned Suryatmoko
Lahir di Solo, 21 Maret 1976. Ia mendirikan Teater Gardanalla bersama beberapa teman sejak tahun 1997 dan menjadi sutradara/ penulis naskahnya. Selain bekerja untuk Gardanalla ia sehari-hari ia juga bekerja sebagai konsultan lepas sejumlah LSM internasional dan Indonesia. Tahun 2014 s.d 2015 ia bekerja sebagai Koordinator Teater Pemberdayaan (Theater Specialist) untuk Program Komunitas Kreatif Yayasan Kelola dan PNPM Support Facility. Program ini mempertemukannya dengan banyak seniman teater yang bekerja dengan bermacam-macam komunitas.
Ia menerbitkan kumpulan naskah Ayahku Stroke tapi Nggak Mati (2005) dan Bertiga (2011). Naskah Bertiga sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Jepang, Tagalog, Inggris dan Jerman. Joned juga menjadi pendiri dan Direktur Indonesia Dramatic Reading Festival (IDRF). Joned berlatar belakang pendidikan Ilmu Hubungan Internasional UGM (S1, studi mayor negosiasi dan resolusi konflik) dan Program Studi Kajian Budaya dan Media UGM (S2, studi mayor mediatisasi dan komunitas).
Informasi lebih lanjut:
Dita K Raharjo 0812 9817 7567
Oming Putri 0838 3499 5606
artsummitindo@gmail.com