
Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sebuah aplikasi untuk membantu penyandang disabilitas dalam menggunakan layanan publik. Melalui aplikasi tersebut, para menyandang disabilitas bisa mengetahui tempat, layanan, serta fasilitas publik yang ramah difabel dengan memanfaatkan informasi yang ditampilkan.
Para mahasiswa tersebut adalah Andreas Gandhi Hendra Pratama, Ricky Julianjatsono, serta Fajri Nurwanto, mahasiswa Teknologi Informasi Fakultas Teknik UGM. Aplikasi yang mereka buat dinamakan “Discover”. Pengembangan Discover diharapkan mampu menjadi salah satu solusi permasalahan keberlanjutan kota dan komunitas dalam mewujudkan kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman, berketahanan dan berkelanjutan, khususnya bagi masyarakat berkebutuhan khusus.
Menurut Andreas Gandhi, Aplikasi “Discover” merupakan platform berbasis android yang dapat memetakan dan meningkatkan layanan publik bagi difabel. Caranya adalah dengan pengumpulkan data berbasis massa.
Dalam pengumpulan data publik, aplikasi ini menggunakan metode crowdsourcing yakni melibatkan partisipasi publik secara luas. Selain itu juga memanfaatkan analisis big data.
“Aplikasi ini diharapkan bisa ikut membantu mengatasi persoalan bangsa terutama dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan dan inklusif bagi semuanya,” harapnya.
Untuk saat ini Discover baru dalam tahap pengembangan lebih lanjut. Rencananya, aplikasi ini akan dirilis pada pertengahan tahun 2017 mendatang.
Aplikasi Discover berhasil membawa ketiga mahasiswa muda ini meraih juara pertama dalam kompetisi Ideation Challenge Asia-Pacific 2016 pada 21-23 Oktober lalu di Bangkok, Thailand. Dalam kompetisi yang diadakan oleh United National Development Programme Regional (UNDP) Asia-Pasifik, tim Discover berhasil menyisihkan 11 tim lain dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik.
“Awalnya kami tidak menjadi juara di tingkat ASEAN, tetapi kemudian dihubungi untuk masuk dalam top 15 nasional. Kami diminta untuk mempresentasikan dan mengisi proposal proyek sekali lagi untuk level Asia Pasifik dan akhirnya terpilih berangkat ke Bangkok mewakili Indonesia,” paparnya.
Dalam kompetisi di Bangkok, 12 tim terbaik perwakilan sejumlah negara di wilayah Asia Pasifik berlomba memperebutkan gelar juara. Selama tiga hari, seluruh peserta mengikuti youth forum tentang kota inklusif, social-enterpreneurship, dan terkait SDGs. Selanjutnya, di hari kedua, peserta mendapatkan mentoring dari beberapa pakar yang berasal dari United Nation, Intel, SAP, Citi Bank, dan lainnya. Di hari terakhir mereka melakukan presentasi dan pitching di hadapan dewan juri.
Informasi lebih lanjut terkait “Discover’ dapat dilihat di www.thediscover.org atau di fanpage facebook.com/thediscoverindonesia.[]