Iman Herdiana
BANDUNG, KabarKampus-Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) siap mengerahkan semua perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Indonesia untuk pembangunan desa atau daerah tertinggal.
Kadarsyah Suryadi, Ketua Pertides, menjelaskan forum ini dibentuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI tahun ini. Tujuannya, meningkatkan produktivitas desa berbasis pendidikan tinggi.
Program Pertides harus mulai jalan tahun depan (2017) dengan sasaran utamanya meningkatkan pendidikan, kesehatan dan ekonomi desa. Program Pertides sudah digodok lewat focus group discussion (FGD) yang diikuti berbagai perguruan tinggi.
“Dari FGD ini akan jadi komitmen mulai tahun depan kita akan kerahkan semua perguruan tinggi untuk masuk desa,” kata Kadarsyah Suryadi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (5/11/2016).
Rektor ITB ini menambahkan, anggota inti Pertides terdiri dari 11 perguruan tinggi, selain ITB, yakni Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya, dan lain-lain.
Kesebelas perguruan tinggi itu bertugas menggerakkan semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia, baik negeri maupun swasta, untuk memberdayakan desa. “PTN-PTS semua mereka saudara kita. Bangsa ini adalah saudara kita semua,” tandasnya.
Masalah yang mencuat di pedesaan atau daerah tertinggal meliputi tiga faktor, yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Upaya untuk mengatasi masalah-masalah sosial pedesaan tersebut misalnya dengan meningkatkan pengiriman mahasiswa yang kuliah kerja nyata (KKN) ke desa-desa.
Upaya lainnya, mengundang kepala atau perangkat desa untuk mengikuti pelatihan di kampus-kampus, menerjunkan para dosen untuk melakukan studi terapan ke desa-desa, dan lain-lain.
Sebagai gambaran, kata Kadarsyah Suryadi, pendidikan tinggi yang memiliki kemampuan di bidang akuntansi, mereka bisa melatih kepala atau perangkat desa untuk meningkatkan manajemen atau administrasi desa.
Begitu juga dengan kampus teknik yang bisa membantu pembangunan infrastruktur desa seperti pembangunan jembatan, jalan, MCK, dan lainnya. Pembangunan infrastruktur desa terkait dengan laju ekonomi desa. Adanya infrastruktur, ekonomi desa bisa tumbuh.
ITB, kata Kadarsyah Suryadi, memiliki target khusus dalam pembangunan desa, yakni membangun sesuatu yang bisa dipakai secara berkelanjutan. Misalnya membantu pengadaan listrik atau pembangunan jembatan.
“Kalau target kami adalah kami ingin meninggalkan sesuatu yang dipakai,” katanya. []