BANDUNG, KabarKampus – Sejumlah komunitas dan pemuda yang mengatasnamakan Forum Demokrasi Bandung mempertanyakan Deklarasi Bandung sebagai kota Ramah HAM. Hal ini terkait berulangnya kasus intoleran di Kota Bandung yang terjadi pada hari Selasa kemarin, (06/12/2016)
Dalam peristiwa tersebut, sekelompok orang yang mengatasnamakan PAS (Pembela Ahlu Sunnah) dan DDII (Dewan Dakwah Islamiah Indonesia) melarang ibadah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) di Sabuga, Bandung. Tak hanya itu, mereka juga memaksa bubar ibadah yang tengah berlangsung tersebut
“Kami mempertanyakan Deklarasi Bandung Kota HAM yang selalu dibanggakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil karena pada kenyataannya masih ada intimidasi dan penghalang-halangan bagi umat beragama dalam menjalankan agama dan kepercayaannya,” kata Harold Aron, perwakilan Forum Demokrasi Bandung di Gedung Indonesia Menggugat, Rabu, (07/12/2016).
Menurutnya, hal ini menambah menambah catatan buruk selepas adanya pembubaran berbagai kegiatan literasi seperti Sekolah Marx di Institut Seni Budaya Indonesia, dan pembubaran pertunjukan monolog Tan Makaka di IFI Bandung. Bahkan kegiatan pantomime di depan Gedung Merdeka, dan pembubaran Komunitas Perpustakaan Jalanan juga dibubarkan.[]