More

    BEM SI Minta Pemerintah Tidak Halangi Kebebasan Berekspresi

    BEM SI gelar acara panggung demokrasi di Universitas Mulawarman, Samarinda, Jumat, (27/01/2017). Foto : Miqdad
    BEM SI gelar acara panggung demokrasi di Universitas Mulawarman, Samarinda, Jumat, (27/01/2017). Foto : Miqdad

    SAMARINDA, KabarKampus – Kegiatan Munsyawarh Nasional BEM Seluruh Indonesia (BEM) SI memasuki hari terakhir. Dalam acara penutupan Munas mahasiswa dari seluruh Indonesia ini, mereka menggelar Panggung Demokrasi di area Munas BEM SI, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat, (27/01/2017).

    Dalam aksinya mahasiswa membuat pernyataan sikap mengenai masalah kebebasan berpendapat di muka umum yang saat ini sedang terjadi. Mereka beranggapan negara tak lagi mampu menjamin hak-hak setiap warga negara dalam menyuarakan kebebasan berpendapat.

    “Negara tak lagi paham untuk membedakan mana upaya mengkritisi, mana makar. Barang siapa yang menilai pemerintah gagal dalam mengelola negara dituduh subversif,” kata Wildan Wahyu Nugroho, Koordinator BEM Seluruh Indonesia terpilih.

    - Advertisement -

    Ia mengatakan, banyak mahasiswa dan rakyat dirugikan karena tafsir pemerintah yang semena-mena. Pemerintah secara maya dan nyata telah memproduksi terus-menerus wacana yang dinilai bertentangan dengan kebebasan berpendapat. Sehingga mereka diperlakukan represif dari oleh para aparatur negara.

    Oleh karena itu Wildan mewakili BEM SI menyatakan, BEM SI akan tetap berupaya menjadi mitra kritis pemerintah yang mengedepankan kebebasan mimbar akademik yaitu ilmu amaliah serta amal ilmiah yang hikmat dan bertanggung jawab. Selanjutnya adalah mereka meminta negara untuk mengembalikan hak-hak setiap warga negara dalam menyampaikan kebebasan berpendapat yang telah dijamin oleh negara.

    “Mendorong dan berdiri bersama rakyat untuk menyuarakan pendapatnya tanpa ada rasa keraguan dan takut dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945,” kata Wildan.

    Ketua BEM UNS Ini mengatakan,  resolusi berpendapat ini mereka buat sebagai upaya melindungi kebebasan berpendapat hak-hak rakyat. Apabila ke depan, pada pelaksanaan kegiatan menyuarakan pendapat dimuka umum, baik oleh BEM SI dan juga rakyat Indonesia terdapat upaya pemerintah dihalang-halangi pemerintah atau suara dibungkam, maka hanya ada satu kata “Lawan!”

    “Semoga rahmat Tuhan senantiasa mengiringi perjalanan mahasiswa dan rakyat Indonesia ke depan. Selalu ada kesempatan bagi kita semua berbuat lebih baik kepada bangsa,” ungkap Wildan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here