More

    Bernostalgia Dengan Permainan Tradisional di Surabaya

    Mahasiswa FIB UI Memainkan congklak pada di Auditorium Gedung IX, FIB UI, Depok, (24/04).
    Ilustrasi.

    SURABAYA, KabarKampus – Kegiatan Car Free Day di Tanjungan Surabaya pada hari Minggu, (29/01/2017) mejadi area nostalgia bagi banyak orang di Surabaya. Karena di lokasi tersebut banyak permainan tradisional yang jarang ditemui saat ini dimainkan.

    Permainan tradisional yang disajikan diantaranya adalah tarik tambang, engkle pesawat, engkle gunung, gasing dari lombok, gasing dari surabaya, tembak karet, dakon, dan tekotek. Dalam ajang ini pengunjung diajak bermain, sejumlah permainan tersebut. Alhasil lokasi permainan tradisional di CFD Tanjungan diserbu pengunjung, baik anak-anak, remaja dan orang deasa

    Kegiatan bertajuk “Ayo Rek Dolanan” digelar oleh empat komunitas di Surabaya, yaitu Kampoeng Dolanan, Inspiring Youth Educators, Prasetya Baya dan Surabaya Historical Community (SHC). Masing-masing dari mereka mempunyai peran sendiri-sendiri.

    - Advertisement -

    Seperti Kampoeng Dolanan yang bergerak sebagai penggerak pelestari permainan tradisional. Inspiring Youth Educators dan Prasetya Baya membuka perpustakaan keliling sebagai fasilitas para pengunjung CFD untuk membaca buku untuk pengunjung CFD, sedangkan Surabaya Historical Community (SHC) berperan sebagai pegiat sejarah dan budaya bangsa yang membawa buku bacaan sejarah dan permainan tradisional.

    Mustofa Sam Ketua Panitia Ayo Rek Dolanan mengatakan, tujuan utama diadakan kegiatan ini adalah mengingatkan kembali kepada masyarakat seluruh kalangan bahwa Indonesia masih mempunyai permainan tradisional yang patut dilestarikan. Selain itu mereka juga mengingatkan bahwa dan permainan tradisional itu menyenangkan sekali.

    Pagelaran yang dibuka sejak pukul 06.00 telah ramai dikunjungi oleh pengunjung CFD untuk membaca dan bermain permainan tradisional. Bahkan antusiasme masyarakat tentang permainan tradisional pun sangat tinggi. Mereka tertarik ingin memainkannya. Salah satu permainan yang menarik pengunjung adalah tarik tambang.

    “Awalnya, 4 komunitas tersebut memberikan contoh untuk bermain tarik tambang dan bermain tepat di tengah jalan raya. Mampu menarik perhatian masyarakat, dinas perhubungan pun tertarik untuk bermain tarik tambang melawan panitia. Suasana humoris, senyum bahagia, kemampuan bersosialisasi, saling perkuat silaturrahmi terjadi pada permainan tradisional tarik tambang ini,” pria yang akrab disapa Cak Mus ini.

    Selain tarik tambang, pada permainan lain juga ada pertandingan gasing antara gasing lombok dengan gasing surabaya. Pertandingan ini berlangsung seru karena mengharuskan para pemain bisa menarik sekuat-kuatnya supaya gasing bisa bertahan lebih lama. Gasing yang bertahan lama, dialah yang memenangkan pertandingan. Dakon juga silih berganti dimainkan oleh para pengunjung mulai anak-anak, remaja dan dewasa.

    Cak Mus yang juga penggagas Kampoeng Dolanan menjelaskan, sara melestarikan permainan tradisional adalah dengan cara memainkannya, memperkenalkannya dan mengedukasikannya. Sehingga semua mempunyai peranan penting untuk melestarikan permainan tradisional.

    “Generasi 80-90an, harus melestarikan dengan cara memberi contoh dan mengedukasi. Para remaja, meniru dari apa yang dicontohkannya. Sedangkan anak-anak bermain permainan yang begitu menyenangkan untuk mereka,” kata Cak Mus.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here