More

    Menristek Siap Stop Tunjangan Untuk Profesor Malas

    M.Nasir, Meneristek Dikti berdialog bersama  perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (30/1) di Grha Sabha Pramana UGM. (UGM).
    M.Nasir, Meneristek Dikti berdialog bersama perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (30/1) di Grha Sabha Pramana UGM. (UGM).

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) akan menghentikan tunjungan kehormatan guru besar profesor yang tidak produkti membuat publikasi jurnal internasional. Kebijakan ini sebagai pendorong bagi guru besar untuk meningkatkan jumlah publikasi internasional mereka.

    “Guru besar harus buat publikasi internasional. Kalau tidak ada publikasi maka tunjangan akan diberhentikan sementara,” kata Mohammad Nasir, Menristek Dikti, kemarin, Senin, (30/01/2017).

    Dalam kesempatan Rakernas di UGM tersebut, ia mengatakan, pemerintah akan memberikan tunjungan kehormatan kepada guru besar dengan ketentuan harus menghasilkan paling sedikit 3 karya ilmiah dalam jurnal internasional dalam waktu 3 tahun. Selain itu guru besar juga harus menghasilkan paling sedikit satu karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi, paten, atau karya seni monumental dalam waktu tiga tahun.

    - Advertisement -

    Menristek Dikti yang juga mantan Rektor Undip ini juga menambahkan, tunjangan kehormatan profesor dan profesi dosen ini, akan dievaluasi setiap tiga tahun oleh  Direktorat Jendral Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Evaluasi tunjangan ini dilakukan mulai bulan November 2017 mendatang.

    “Evaluasi kinerja dan produktivitas profesor/guru besar ini dilakukan dengan memperhitungkan karya ilmiah sejak tahun 2015 lalu,” terangnya.

    Melalui program ini, Kemenristek Dikti ingin menggenjot jumlah publikasi internasional dengan target 8000 publikasi internasional seperti yang tertuang dalam RPJMN Kemenristekdikti 2015-2019, tahun 2017. Hingga saat ini publikasi internasional yang dihasilkan sudah mencapai angka 10.500.

    “Target 2017 diangka 8.000, tapi sekarang sudah terlampaui 10.500. Ke depan kita genjot bisa mencapai 15-16 ribu publikasi internasional,”urainya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here